Cerita WNI Rayakan Idul Adha di AS, Negara Terdampak COVID-19 Paling Parah

Ini kisah WNI memperingati Idul Adha di tengah pandemi Virus Corona COVID-19. Mahasiswa S2 berikut berada di daerah paling parah terdampak Corona baru itu, yakni di AS.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 03 Agu 2020, 12:40 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2020, 12:34 WIB
Mursidin (paling kanan) berfoto bersama teman-teman WNI seusai Shalat Idul Adha di Masjid Omar, New Orleans. (Dok Pribadi)
Mursidin (paling kanan) berfoto bersama teman-teman WNI seusai Shalat Idul Adha di Masjid Omar, New Orleans. (Dok Pribadi)

Liputan6.com, New Orleans - Pandemi Virus Corona COVID-19 telah mempengaruhi banyak hal di dunia. Peringatan hari raya Idul Adha di New Orleans, Amerika Serikat salah satunya.

Adalah Mursidin, Staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene, Sulawesi Barat yang menceritakan pengalamannya memperingati Idul Adha di tengah pandemi Virus Corona COVID-19. Ia adalah WNI, mahasiswa S2 di AS.

"Alhamdulillah, di tahun 2019 saya menjadi satu satunya wakil Sulawesi peraih Beasiswa Fulbright Amerika Serikat dengan Jurusan Master of Hospitality and Tourism Management di University of New Orleans (UNO), Negara bagian Louisiana, AS," kata dia dalam keterangan tertulisnya yang diterima Senin (3/8/2020).

"Saya tinggal di apartemen di luar kampus yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kampus.  Di sana saya tinggal bersama  mahasiswa jurusan teknik asal Pakistan. Tinggal berbagi apartemen dengan orang yang berbeda budaya dan kebiasaan, kami belajar untuk saling memahami. Sebagai seorang Muslim, tinggal di Amerika punya tantangannya tersendiri."

"Untuk memastikan makanan halal, saya lebih banyak memasak sendiri di apartemen. Masjid terdekat, Masjid Omar, jaraknya lumayan jauh, yaitu harus ditempuh dengan bus sekitar 30 menit. Jadwal busnya pun hanya sekali dalam satu jam."

Mursidin kemudian menceritakan bahwa perayaan Idul Adha di tempatnya menimba ilmu juga terdampak COVID-19.

Sejak pandemi COVID-19, kegiatan Komunitas Muslim, baik komunitas Masjid maupun Muslim Student Association (MSA) ikut terdampak. Semua kegiatan sempat ditiadakan sejak 16 Maret 2020. Tapi secara bertahap kegiatan telah dimulai kembali sejak 15 Mei, ditandai dengan pembukaan Mesjid dengan mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan.

Perayaan Idul Adha pun jadi terasa sangat berbeda dengan tahun lalu yang sangat meriah. Tahun lalu, seusai salat terdapat tenda-tenda di halaman parkir yang dipenuhi dengan beragam makanan, khususnya dari makanan Timur Tengah.

Anak-anak bergembira dengan lapak-lapak mainan gratis yang tersedia. Namun, tahun ini Salat Id hanya dilaksanakan di halaman masjid, dengan saf jaga jarak sesuai protokol kesehatan. Pelaksanaan salat juga lebih singkat, meski tetap dengan 2 khotbah, dalam bahasa Arab dan Inggris. 

Saksikan Juga Video Ini:

Beda Tapi Tetap Istimewa

[Fimela] ilustrasi hewan kurban
ilustan hewan kurban | pexels.com/@snapwire

Sementara untuk kurban, pemotongan hewan hanya dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan setempat di New Orleans. Banyak masyarakat Muslim di sini yang melakukan Kurban Online melalu beberapa yayasan yang tersedia.

Yayasan-yayasan tersebut juga mengatur sumbangan untuk kurban di daerah konflik seperti Yaman, Suriah, Palestina, atau di kampung halaman masing-masing.

"Teman-teman WNI yang bekerja di sini, umumnya mereka berkurban di kampung halaman," jelas Mursidin.

Idul Adha kali ini memang sangat istimewa, meski jauh dari kampung halaman, menurut Mursidin.

"Setelah salat, saya pulang ke apartment tanpa sambutan keluarga, tanpa gulai atau ketupat. Namun merayakan Idul Adha di tengah COVID-19 di negara dengan korban terbesar COVID-19 merupakan bagian dari sejarah yang bisa saya bawa pulang dan ceritakan ke rekan-rekan atau anak cucu kelak di tanah Mandar, Sulawesi Barat," tutur Mursidin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya