Fosil Semut Neraka Prasejarah Saat Memburu Mangsanya Ditemukan di Myanmar

Fosil seekor semut neraka ditemukan saat menangkap mangsanya.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Agu 2020, 09:02 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2020, 09:02 WIB
Hell Ant (NJIT/Chinese Academy of Science of Rennes, France)
Hell Ant (NJIT/Chinese Academy of Science of Rennes, France)

Liputan6.com, Myanmar - Seekor semut neraka terperangkap dalam ambar saat menangkap mangsanya dan menjadi fosil. Semut neraka merupakan spesies prasejarah yang hidup selama periode Cretaceous, 99 juta tahun lalu.

Pada fosil ditemukan dalam resin pohon dari dalam damar di Myanmar itu, semut neraka sedang menangkap makanannya, hewan yang masih 1 spesies dengan kecoa, pada rahangnya yang seperti sabit dan tanduk yang menonjol. 

Melansir CNN, Sabtu (8/8/2020), penemuan yang tidak biasa itu menunjukkan bagaimana semut neraka menggunakan tutup kepalanya yang unik saat memangsa.

"Fosil tentang perilaku adalah fosil yang sangat jarang, terutama saat predasi (tindakan predator menyerang mangsa)," kata Phillip Barden, asisten profesor di departemen ilmu biologi Institut Teknologi New Jersey dan penulis utama penelitian, yang diterbitkan Kamis di jurnal Current Biology.

"Sebagai ahli paleontologi, kami berspekulasi tentang fungsi adaptasi zaman purba menggunakan bukti yang ada, tetapi menemukan fosil predator sudah punah, seperti semut neraka, saat menangkap mangsanya sangatlah berharga," imbuh Barden.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Menguak Kerja Mulut Semut Neraka

Hell Ants (Barden et al., Syst Entomol (2017)
Hell Ants (Barden et al., Syst Entomol (2017)

Barden mengatakan, fosil itu telah menguak bagaimana bagian mulut semut bekerja. Arthropoda purba ini mencaplok mangsanya menggunakan tulang rahang mereka yang seperti sabit dengan gerakan vertikal untuk menempelkannya ke lekatan tanduk mereka.

"Satu-satunya cara bagi mangsa untuk ditangkap dalam langkah seperti itu adalah dengan bagian mulut semut bergerak ke atas dan ke bawah seperti saat hampir semua serangga dalam keadaan mati."

"Sejak semut neraka pertama ditemukan sekitar seratus tahun yang lalu, masih menjadi misteri mengapa hewan yang punah ini begitu berbeda dari semut yang ada saat ini," ungkap Barden.

Semut modern memiliki ciri yang sama pada bagian mulut yang menggenggam dengan cara bergerak menyamping, atau dari sisi ke sisi.

Barden mengatakan, semut neraka memiliki dua ciri yang tidak ditemukan pada spesies makhluk hidup lainnya yaitu rahang bawah yang berbentuk seperti sabit dan memiliki tanduk yang terdapat di dahi.

"Salah satu alasan mengapa fosil ini menarik adalah, saat ini, kita memiliki sekitar 15.000 spesies semut yang diketahui dengan semua jenis adaptasi, dari semut pemotong daun dengan mulut seperti gunting hingga semut tentara yang berspesialisasi sebagai perampok predator nomaden."

Ambar Merupakan Media Penemuan Fosil

Amber Myanmar (ROYAL SASKATCHEWAN MUSEUM/R. C. MCKELLAR)
Amber Myanmar (ROYAL SASKATCHEWAN MUSEUM/R. C. MCKELLAR)

Spesimen tersebut, yang lebarnya kurang dari satu inci, adalah yang terbaru yang muncul dari endapan ambar atau resin pohon yang berlimpah di utara Myanmar.

Ambar atau resin pohon diketahui telah menjadi media beberapa penemuan paleontologi yang paling menarik dalam beberapa tahun terakhir.

Penulis studi ini mengatakan, spesimen ambar ditemukan sebelum militer Myanmar mengambil kendali atas beberapa area pertambangan amber pada tahun 2017 dan mengatakan bahwa fosil tersebut tidak ada hubungannya konflik bersenjata atau perselisihan etnis.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya