Seperti Kata Anjay, 5 Bahasa Slang Ini Tuai Polemik di Berbagai Negara

Pertama kalinya polemik kata anjay ini diucapkan seorang selebgram bernama Lutfi Agizal dan ditanggapi Rizky Billar.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 01 Sep 2020, 18:35 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2020, 18:35 WIB
6 Fakta Kasus Anjay Bermakna Kasar, Lutfi Agizal Sebut Perjuangkan Anak Bangsa
6 Fakta Kasus Anjay Bermakna Kasar, Lutfi Agizal Sebut Perjuangkan Anak Bangsa (sumber: Instagram.com/lutfiagizal)

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan, kata anjay ramai diperbincangkan publik. Pro dan kontra pun bermunculan di masyarakat terkait kata tersebut.

Pertama kalinya polemik kata anjay ini diucapkan seorang selebgram bernama Lutfi Agizal dan ditanggapi Rizky Billar.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) pun angkat bicara. Ketua Umum Komnas PA Arist Merdeka Sirait menjelaskan, imbauan larangan menggunakan kata anjay harus dipandang dari dua prespektif tempat dan makna.

Di sejumlah negara, bahasa slang juga sering digunakan oleh masyarakat. Ada yang artinya menyinggung, bersifat rasis dan ada pula bermakna pujian.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, berikut sejumlah kalimat slang di berbagai negara seperti kata anjay:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


1. Faccia di culo - Italia

Ilustrasi orangtua marah
Ilustrasi orangtua marah (Foto: Pixabay/RobinHiggins)

Faccia di culo secara harfiah berarti wajah Anda terlihat seperti bokong. Tapi jangan tersinggung karena itu bukan penghinaan, atau setidaknya tidak seburuk kedengarannya. Jika seseorang memiliki "faccia da culo" itu berarti mereka sangat lugas dan tidak memiliki kendala apa pun, atau merasa malu.

Jadi, jika seseorang mengajak Anda makan malam dan Anda memesan hidangan paling mahal karena orang lain membayar, maka Anda memiliki "faccia di culo".

 


2. Fica - Italia

Mudah Marah Pada Hal Kecil
Ilustrasi Pasangan Credit: pexels.com/pixabay

Masih dari Italia. Fica berarti vagina. Namun bahasa slang ini sebenarnya adalah pujian dalam bahasa Italia.

Karena bahasa Italia biasanya diakhiri dengan -a untuk wanita dan di -o untuk pria, kata "fico" telah disesuaikan dengan arti kata tersebut.

Jika seorang anak perempuan atau laki-laki adalah "fica / o" itu berarti dia tampan atau cantik, dan jika Anda pergi ke konser yang hebat, maka konser tersebut adalah "fico" atau "fichissimo" jika itu luar biasa.

 


3. Grenouille - Prancis

Melakukan Hal yang Negatif
Ilustrasi Pria Marah Credit: pexels.com/Moose

Jika Anda bepergian di Prancis, berhati-hatilah saat menggunakan kata "katak" atau dalam bahasa lokanya grenouille selama percakapan.

Kecuali Anda menggunakannya untuk mendeskripsikan katak dalam arti sesungguhnya. Sebab, orang-orang dari Prancis yang tergolong kasar akan dipanggil dengan panggilan katak.

Beberapa pelancong tidak boleh mengucapkan hal ini apalagi bagi mereka yang baru berkenalan.

 


4. Coolie - China dan India

Ilustrasi marah
Apa saja hal yang membuat Scorpio paling ditakuti? Simak selengkapnya di sini! (Foto: Unsplash.com/Joshua Rawson Harris)

Berhati-hatilah saat menggunakan kata Coolie atau yang berarti kuli saat berada di China, India, atau bagian Asia lainnya.

Istilah kuli dulunya digunakan untuk menyebut pekerja tidak terampil, atau buruh. Kuli dianggap sebagai penghinaan etnis, jadi untuk menghindari kesalahpahaman budaya yang umum, cobalah untuk tidak mengatakan kata ini dalam versi apa pun jika Anda belajar di luar negeri di negara Asia.


5. Gipsi

Couple Marah
Ilustrasi/copyright pexels.com/pixabay.com

Gipsi adalah kata yang menyinggung di banyak budaya. Ketika orang pertama kali mulai bermigrasi dari India utara ke Eropa (sekarang dikenal sebagai Roma), banyak orang Eropa mengira mereka adalah orang buangan dari Mesir.

Orang-orang ini disebut dengan berbagai nama, yang paling populer adalah "orang gipsi". Mungkin tidak semua orang tersinggung dengan istilah ini, tetapi yang terbaik adalah berhati-hati dan menghindarinya.

Karena itu berarti sebagai penghinaan etnis. Penting untuk selalu diingat bahwa kata ini masih berakar pada ketidakpekaan budaya dan dianggap sebagai penghinaan etnis.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya