Induk Paus Berduka yang Dorong Bangkai Anaknya 17 Hari Melahirkan Bayi Baru

Paus pembunuh yang berduka dengan mendorong bangkai anaknya selama 17 hari 2 tahun lalu dilaporkan telah melahirkan bayi baru.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2020, 11:05 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2020, 11:05 WIB
Sedih, Paus Pembunuh Ini Bawa Bangkai Bayinya Selama 17 Hari
Paus pembunuh J35 membawa bangkai bayinya yang baru dilahirkan di sekitar pantai British Columbia, Kanada, Selasa (24/7). J35 akhirnya melepaskan bayinya di laut lepas setelah membawanya selama 17 hari. (David Ellifrit/Center for Whale Research via AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Seekor paus pembunuh atau orca, yang sempat menjadi perhatian karena mendorong anaknya yang sudah mati selama 17 hari dan mengarungi lautan sejauh 1.600 km dua tahun lalu, kembali jadi sorotan. Kali ini bukan karena berduka, melainkan akibat kembali melahirkan seekor anak, demikian dilaporkan CBS News pada Senin 7 September 2020.

Paus pembunuh Southern Resident, Tahlequah, juga dikenal sebagai J35, kemungkinan besar melahirkan pada Jumat 4 September pekan lalu, menurut Ken Balcomb, pendiri Pusat Penelitian Paus (Center for Whale Research).

Paus pembunuh tersebut ditemukan hamil pada Juli lalu.

"Dengan perasaan gembira kami melaporkan bahwa seekor anak paus baru hadir di tengah kawanan J! Anak paus baru J35 tampak sehat dan tumbuh cepat, berenang dengan penuh semangat bersama induknya di hari kedua kehidupan berenang bebasnya," tulis Pusat Penelitian Paus pada Minggu 6 September di akun Twitter-nya seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (9/9/2020).

Saksikan Juga Video Ini:

Kabar Baik

Sedih, Paus Pembunuh Ini Bawa Bangkai Bayinya Selama 17 Hari
Paus pembunuh dengan julukan J35 membawa bangkai bayinya di sekitar pantai British Columbia, Kanada, Selasa (24/7). J35 membawa bayinya yang mati sesaat setelah dilahirkan. (Michael Weiss/Center for Whale Research via AP)... Selengkapnya

Para peneliti mengatakan momen ini merupakan berita besar, karena hingga 70 persen paus pembunuh yang hamil berakhir dengan keguguran atau anaknya mati tak lama setelah lahir, kata laporan CBS News, seraya mencatat bahwa paus-paus pembunuh ini sedang berjuang menghadapi kebisingan perahu, kurangnya pasokan makanan, hilangnya habitat, dan polusi lingkungan.

Duka Tahlequah ketika anaknya mati tak lama setelah dilahirkan pada 2018 lalu membuat orang-orang di seluruh dunia terenyuh.

Paus pembunuh Southern Resident adalah kelompok paus pembunuh, spesies lumba-lumba terbesar, dalam jumlah kecil dan dekat yang hidup terutama di sepanjang pantai Oregon, Washington, dan British Columbia, menurut laporan itu. Satwa tersebut terdaftar sebagai hewan yang terancam punah pada 2005.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya