Liputan6.com, Jakarta - Seekor paus pembunuh atau orca, yang sempat menjadi perhatian karena mendorong anaknya yang sudah mati selama 17 hari dan mengarungi lautan sejauh 1.600 km dua tahun lalu, kembali jadi sorotan. Kali ini bukan karena berduka, melainkan akibat kembali melahirkan seekor anak, demikian dilaporkan CBS News pada Senin 7 September 2020.
Baca Juga
Advertisement
Paus pembunuh Southern Resident, Tahlequah, juga dikenal sebagai J35, kemungkinan besar melahirkan pada Jumat 4 September pekan lalu, menurut Ken Balcomb, pendiri Pusat Penelitian Paus (Center for Whale Research).
Paus pembunuh tersebut ditemukan hamil pada Juli lalu.
"Dengan perasaan gembira kami melaporkan bahwa seekor anak paus baru hadir di tengah kawanan J! Anak paus baru J35 tampak sehat dan tumbuh cepat, berenang dengan penuh semangat bersama induknya di hari kedua kehidupan berenang bebasnya," tulis Pusat Penelitian Paus pada Minggu 6 September di akun Twitter-nya seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (9/9/2020).
Saksikan Juga Video Ini:
Kabar Baik
Para peneliti mengatakan momen ini merupakan berita besar, karena hingga 70 persen paus pembunuh yang hamil berakhir dengan keguguran atau anaknya mati tak lama setelah lahir, kata laporan CBS News, seraya mencatat bahwa paus-paus pembunuh ini sedang berjuang menghadapi kebisingan perahu, kurangnya pasokan makanan, hilangnya habitat, dan polusi lingkungan.
Duka Tahlequah ketika anaknya mati tak lama setelah dilahirkan pada 2018 lalu membuat orang-orang di seluruh dunia terenyuh.
Paus pembunuh Southern Resident adalah kelompok paus pembunuh, spesies lumba-lumba terbesar, dalam jumlah kecil dan dekat yang hidup terutama di sepanjang pantai Oregon, Washington, dan British Columbia, menurut laporan itu. Satwa tersebut terdaftar sebagai hewan yang terancam punah pada 2005.
Advertisement