Kebakaran di California Membuat Bay Area Memerah Seperti di Mars

Suasana siang hari pun berubah menjadi gelap seperti malam, bahkan langit memerah keoranyean seperti di Mars.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2020, 13:40 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2020, 13:39 WIB
Kebakaran di California membuat Bay Area memerah seperti di Mars. (Tri Sulistyowati/California)
Kebakaran di California membuat Bay Area memerah seperti di Mars. (Tri Sulistyowati/California)

Liputan6.com, California - Penduduk wilayah Bay Area, California utara, terkejut saat bangun pagi mendapati udara di luar diselimuti asap tebal pada Kamis (10/9/2020). Sepanjang hari, sinar matahari tampak tersembunyi tertutup asap kebakaran liar yang melanda wilayah itu.

Suasana siang hari pun berubah menjadi gelap seperti malam dengan pandangan mata terbatas. Bahkan, langit memerah keoranyean seperti di Mars.

Bukan sesuatu yang baru di California yang kerap mengalami kebakaran tiap tahun di musim kering seperti saat ini. Curah hujan yang rendah dan tiupan angin besar membuat kebakaran selalu mengintai.

Namun ada yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Langit berubah menjadi abu-abu bersemu oranye menyala. Matahari sama sekali tidak terlihat. Pemandangan seperti ini berlanjut sepanjang hari di seluruh Bay Area yang meliputi puluhan kabupaten dan kota termasuk kota San Francisco.

Media Sosial diramaikan dengan banyak foto berisi tentang pemandangan di berbagai daerah dengan warna langit memerah. Semua kendaraan menyalakan lampu karena daya pandang terbatas dan terselimuti udara abu-abu kemerahan. Meskipun langit dan udara tertutup partikel kebakaran, namun sampai saat ini hanya tercium bau asap sedikit.

Kondisi ini juga memicu banyak keresahan penduduk setempat. Beberapa warga lokal mengaku merasa ketakutan seolah-olah ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi. Sebagian menganggap ini sesuatu yang berbeda dan terasa hidup di Mars karena warna sekeliling yang bersemu kemerahan.

"Betul-betul rasanya aneh melihat pemandangan sekitar berubah warna. Seperti terkena filter foto di Instagram, namun ini suasana yang sesungguhnya," ungkap Tri yang sudah 13 tahun tinggal disini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Bermula dari Gelombang Panas

Kebakaran di California membuat Bay Area memerah seperti di Mars. (Tri Sulistyowati/California)
Kebakaran di California membuat Bay Area memerah seperti di Mars. (Tri Sulistyowati/California)

Hal ini bermula ketika gelombang panas melanda daerah ini sejak Sabtu 5 September hingga Senin 7 September dan menyebabkan kebakaran makin meluas. Suhu pada saat gelombang panas mencapai 43 hingga 48 derajat Celcius.

Menurut PBS News, saat ini tercatat ada 24 lokasi kebakaran di California secara keseluruhan dan 15 ribu petugas kebakaran terlibat dalam upaya pemadaman. Kebakaran kali ini telah melanda area seluas 2 juta hektar, merusak rumah dan bangunan. Ratusan penduduk diselamatkan dari ledakan kebakaran yang terjadi tiba-tiba dan sebagian harus dengan bantuan helikopter.

California merupakan salah satu negara bagian dengan populasi penduduk terpadat di Amerika Serikat dengan alamnya yang indah. Termasuk juga sebagai negara bagian penghasil hasil pertanian terbesar dan terkenal sebagai penghasil minuman anggur dari daerah Napa.

Di balik semua itu, daerah ini rentan dengan ancaman kebakaran setiap tahun. Memasuki musim panas, tanah yang tertutup oleh rerumputan warna hijau berubah menjadi cokelat muda.

Dengan suhu udara di atas hampir 50 derajat Celcius, sedikit percikan api bisa menjadi pemicu kebakaran hebat. Percikan api ini bisa terjadi dari kombinasi suhu tinggi, rumput sangat kering, angin panas dan faktor lain.

Menurut ilmuwan tentang perapian dari University of Colorado, Jennifer Balch, "California memiliki ekosistem yang mudah sekali terkena kebakaran," seperti dikutip dari ABC7 News.

Kondisi ini di luar kejadian yang biasa dialami warga sekitar. Kondisi alam yang semakin tidak bersahabat ini juga ditengarai sebagai akibat dari gejala perubahan suhu global.

Menurut Gleick, pendiri Pacific Institute yang melakukan studi tentang ilmu cuaca, apa yang terjadi saat ini adalah karena perubahan cuaca global: suhu udara semakin naik, lebih banyak kekeringan, lebih banyak pepohonan yang mati dan cuaca yang ekstrem, seperti dikutip dari CNN.

 

Laporan: Tri Sulistyowati (California)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya