Akibat Ulah Manusia, Populasi Satwa Liar Dunia Menurun Drastis 50 Tahun Terakhir

Populasi satwa liat menurun hingga lebih dari dua per tiga di seluruh dunia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Sep 2020, 08:02 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2020, 08:02 WIB
Mengintip satwa liar di cagar alam Uighur Xinjiang
Kawanan kuda Przewalski terlihat di Cagar Alam Kalamayli, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, pada 3 Juni 2020. (Xinhua/Ding Lei)

Liputan6.com, Jakarta - Populasi satwa liar telah menurun hingga lebih dari dua pertiga dalam waktu kurang dari 50 tahun, menurut laporan utama kelompok konservasi WWF.

Mengutip BBC, Kamis (10/9/2020), laporan itu mengatakan "penurunan bencana" ini tidak menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

Laporan tersebut juga memperingatkan bahwa alam sedang dihancurkan oleh manusia dengan kecepatan yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Populasi satwa liar "terjun bebas" saat kita membakar hutan, menangkap ikan secara berlebihan di laut kita, dan menghancurkan kawasan liar, kata Tanya Steele, kepala eksekutif WWF.

"Kita sedang menghancurkan dunia kita - satu tempat yang kita sebut rumah - mempertaruhkan kesehatan, keamanan dan kelangsungan hidup kita di sini, di Bumi. Sekarang alam mengirimkan kepada kita peringatan yang putus asa dan waktu hampir habis," ujarnya lagi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Penurunan Populasi

Mengintip satwa liar di cagar alam Uighur Xinjiang
Foto dari udara yang diabadikan pada 4 Juni 2020 ini menunjukkan kawanan onager, spesies dari keluarga kuda asal Asia, berlari di Cagar Alam Kalamayli, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut. (Xinhua/Ding Lei)

Laporan tersebut mengamati ribuan spesies satwa liar yang dipantau oleh para ilmuwan konservasi di habitat di seluruh dunia.

Mereka mencatat rata-rata penurunan hingga 68% pada lebih dari 20.000 populasi mamalia, burung, amfibi, reptil, dan ikan sejak 1970.

Penurunan tersebut merupakan bukti nyata kerusakan yang dilakukan aktivitas manusia terhadap alam, kata Dr Andrew Terry, direktur konservasi di Zoological Society of London (ZSL), yang menyediakan data tersebut.

“Jika tidak ada yang berubah, populasi niscaya akan terus menurun, menyebabkan kepunahan satwa liar dan mengancam keutuhan ekosistem tempat kita bergantung,” tambahnya.

Laporan tersebut mengatakan pandemi COVID-19 adalah pengingat nyata tentang bagaimana alam dan manusia saling terkait.

Faktor-faktor yang diyakini menyebabkan munculnya pandemi - termasuk hilangnya habitat dan penggunaan serta perdagangan satwa liar - juga menjadi beberapa pendorong di balik penurunan jumlah satwa liar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya