Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona COVID-19 masih menjadi permasalahan masyarakat dunia. Salah satu dari sekian banyak hal yang terdampak adalah aktivitas perjalanan internasional, baik ke Indonesia atau luar negeri.
Industri pariwisata merupakan hal yang paling terpukul akibat pandemi Corona COVID-19.
Menanggapi hal tersebut Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi belum bisa memastikan kapan keputusan pembukaan Indonesia untuk kunjungan biasa.
Advertisement
Baca Juga
"Kita belum memutuskan kapan pembukaan perbatasan akan dilakukankarena akan sangat tergantung situasi perkembangan pandemi dunia," ujar Retno Marsudi dalam press briefing secara virtual pada Kamis (22/10/2020).
"Namun demikian persiapan terus dilakukan, dengan pemikiran jika saatnya telah tiba, maka perjalanan yang akan dilakukan adalah sebuah perjalanan yang aman (safe travel)," tambahnya.
Meski demikian, di tengah pandemi Corona COVID-19, Indonesia terus melakukan diplomasi dalam upaya pembuatan Travel Corridor Arrangement (TCA) -- akses perjalanan untuk kegiatan bisnis, ketenagakerjaan, ekonomi, serta diplomatik dan dinas.
"Pembuatan TCA ini ditujukan untuk secara bertahap mengaktifkan kontak bisnis yang tertahan selama pandemi, tanpa mengorbankan protokol kesehatan," kata Menlu Retno Marsudi.
"Sejauh ini empat TCA telah dibuat dengan mitra ekonomi penting Indonesia yaitu: Persatuan Emirat Arab (PEA), Korea Selatan, China dan Singapura," tambahnya.
Simak video pilihan di bawah ini:
Kesepakatan Indonesia-Jepang
Selain itu, TCA antara Indonesia dan Jepang masih dalam proses.
Pada Selasa, 20 Oktober 2020, Presiden RI Joko Widodo membahas komitmen Travel Corridor Arrangement bersama Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dalam pertemuannya di Istana Kepresidenan Bogor.
"Saya dan Perdana Menteri Suga sepakat tentang pentingnya pembentukan Travel Corridor Arrangement bagi bisnis esensial," ujar Jokowi dalam sambutannya.
"Kami juga sepakat untuk meminta Menlu Jepang dan Indonesia untuk menegosiasikan agar hal ini selesai dalam waktu satu bulan," tambah Jokowi.
Advertisement