Liputan6.com, Roma- Protes terhadap pembatasan baru untuk mengekang gelombang kedua Virus Corona COVID-19 terjadi di seluruh Italia. Bahkan, bentorkan dilaporkan terjadi di kota-kota wilayah utara Italia, yakni Milan dan Turin
Dikutip dari BBC News, Selasa (27/10/2020), para pengunjuk rasa juga dilaporkan melempar bom molotov ke aparat keamanan setempat.
Baca Juga
Gas air mata pun digunakan untuk membubarkan pengunjuk rasa di Milan, sementara ribuan orang tampak berkumpul di tengah Kota Napoli.
Advertisement
Unjuk rasa tersebut mulai terjadi setelah pemerintah Italia memerintahkan penutupan restoran, bar, gym, dan bioskop yang mulai berlaku pada pukul 18.00 waktu setempat.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Protes di Roma, Genoa, Milan, Hingga Napoli
Kebijakan jam malam juga diterapkan di berbagai daerah di Italia - termasuk Lombardy, dan Piedmont. Kekerasan dalam protes tersebut diketahui dilakukan oleh para agitator ekstremis.Â
Sementara itu, protes terjadi di belasan kota lainnya, termasuk Roma, Genoa, Palermo, dan Trieste. Menurut polisi setempat, 28 orang yang terkait dengan protes telah ditangkap di Milan.
Sejumlah sopir taksi dilaporkan memenuhi alun-alun di Turin, sementara beberapa pemilik restoran di Cremona membanjiri tengah kota tersebut. Adapun di Napoli, kerumunan orang berkumpul di pusat Piazza del Plebiscito. Banyak di antara mereka mendesak gubernur setempat untuk mengundurkan diri.
Sebelumnya, lockdown nasional di Italia pada awal 2020 juga sempat dipenuhi dengan sedikit perlawanan, langkah-langkah pencegahan COVID-19 baru yang diumumkan ditanggapi dengan penolakan langsung.
Sejumlah pemilik bisnis kecil di Italia mengungkapkan bahwa kondisi mereka masih belum pulih dari kebijakan lockdown pertama, dan adanya pembatasan kembali dapat membuat mereka bangkrut.
Advertisement