Vaksin Sputnik V Efektif 92 Persen, 1,5 Juta Orang Rusia Akan Divaksin

Vaksin Sputnik V buatan Rusia diklaim 92 persen efektif.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 23 Nov 2020, 20:07 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2020, 13:52 WIB
Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan alat pelindung diri lengkap mengunjungi rumah sakit tempat pasien positif corona dirawat di Kommunarka, Moskow, Selasa (24/3/2020). Putin memberikan apresiasi kepada para dokter dan tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19. (Alexey DRUZHININ/SPUTNIK/AFP)

Liputan6.com, Moskow - Vaksin Sputnik V buatan Rusia dilaporkan 92 persen efektif. Lebih dari 1,5 juta orang diprediksi akan divaksin hingga akhir 2020.

Hal itu diumumkan di Twitter oleh Russian Direct Investment Fund (RDIF).

Menurut laporan Russian News Agency, Rabu (12/11/2020), vaksin Sputnik V efektif berdasarkan 20 kasus COVID-19 yang ditemukan dari 40 ribu relawan.

Pengumuman RDIF muncul usai vaksin Pfizer mengumumkan, vaksin COVID-19 mereka efektif hingga 90 persen. Namun, jumlah kasus COVID-19 yang diteliti oleh Pfizer lebih banyak ketimbang Sputnik V.

Vaksin Sputnik V saat ini berada dalam uji klinis Fase 3, sama seperti vaksin Pfizer, Sinovac, dan Oxford-AstraZeneca. Para relawan terlibat dalam uji acak buta ganda (double blind randomized) yang terkontrol vaksin plasebo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Ada Efek Samping?

Vaksin COVID-19 Sputnik V Jalani Uji Klinis fase 3
Seorang pekerja medis menunjukkan gelang elektronik untuk memantau kesehatan para sukarelawan yang berpartisipasi dalam uji klinis tahap tiga untuk vaksin COVID-19 bernama "Sputnik V" di Moskow, Rusia, pada 15 September 2020. (Xinhua/Alexander Zemlianichenko Jr)

Per 11 November, ada 29 pusat medis di Rusia yang melakukan uji vaksin Sputnik V. Ada lebih dari 20 relawan yang mendapat dosin pertama vaksin, dan ada 16 ribu orang yang mendapat dosis pertama dan kedua.

Media Rusia menyebut tidak ada efek samping buruk yang dideteksi sejauh ini. Efek samping yang terjadi berjangka pendek seperti rasa sakit, gejala flu, lemas, dan pusing.

Anak perempuan Presiden Vladimir Putin juga sudah mencoba vaksinnya. Observasi bagi relawan vaksin Sputnik V akan dilakukan selama enam bulan sebelum laporan final disiapkan.

Hingga kini, lebih dari 1,2 miliar dosis Sputnik V dipesan oleh lebih dari 50 negara. Vaksinnya akan diproduksi oleh mitra RDIF di India, Brasil, Cina, Korea Selatan, dan beberapa negara lain.

Kedutaan Besar Rusia di Indonesia berkata tertarik bekerja dengan BUMN farmasi di Indonesia terkait vaksin ini.


1,5 Juta Orang Akan Divaksin

Vaksin COVID-19 Sputnik V Jalani Uji Klinis fase 3
Foto yang diabadikan pada 15 September 2020 ini menunjukkan vaksin COVID-19 bernama "Sputnik V" milik Rusia dalam uji klinis tahap tiga di Moskow, Rusia. (Xinhua/Alexander Zemlianichenko Jr)

Vaksin Sputnik V menjadi vaksin COVID-19 pertama di dunia yang diregistrasi. Vaksin ini dikembangkan oleh Gamaleye National Research Center.

Direktur Gamaleya, Alexander Ginstburg, berkata tahun ini akan ada 1,5 juta orang yang divaksin. Penyuntikan untuk dunia profesional sudah dilakukan untuk petugas kesehatan.

"Setidaknya 1,5 juta orang akan divaksinasi tahun ini, serta beberapa puluh ribu orang telah divaksin atas prinsip profesional," ujarnya.

Gintsburg berkata sekitar 200 ribu vaksin akan diproduksi pada November, dan 1,5 juta di Desember.

Pada April 2021, Rusia menarget memproduksi enam juta dosis vaksin tiap bulan.


Infografis COVID-19:

Infografis 3 Cara Jadi Pahlawan Pelindung Keluarga dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Cara Jadi Pahlawan Pelindung Keluarga dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya