Liputan6.com, Moskow- Rusia telah mengajukan permohonan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mempercepat pendaftaran dan prakualifikasi vaksin Virus Corona COVID-19 buatannya, yakni Sputnik V.
Pengajuan untuk mempercepat pendaftaran dan prakualifikasi vaksin COVID-19 tersebut disampaikan oleh lembaga Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) pada 27 Oktober 2020.Â
Dikutip dari AFP, Rabu (28/10/2020) RDIF mengatakan bahwa pendaftaran yang dipercepat akan membuat Sputnik V "tersedia secara global dalam kurun waktu yang lebih singkat dari prosedur biasanya."
Advertisement
"Federasi Rusia telah menjadi salah satu negara pertama yang mengajukan ke WHO untuk prakualifikasi vaksinnya dalam melawan infeksi Virus Corona baru," kata RDIF dalam pernyataannya.
Namun saat dihubungi oleh kantor berita AFP, WHO mengatakan pengajuan seperti itu bersifat "rahasia".
Pada Agustus 2020, Rusia mengumumkan pendaftaran pada vaksin COVID-19 pertama di dunia, yakni Sputnik V, yang dinamai sesuai dengan satelit era Soviet.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
WHO Belum Beri Prakualifikasi pada Kandidat Vaksin COVID-19 Manapun
"Prakualifikasi yang berhasil akan memungkinkan Sputnik V dimasukkan dalam daftar obat-obatan yang digunakan oleh lembaga pengadaan internasional dan negara-negara untuk memandu pembelian obat-obatan secara massal," tutur pernyataan itu.Â
Di sisi lain beberapa ilmuan dari negara-negara barat mengungkapkan kekhawatiran atas vaksin Rusia tersebut.
Mereka juga memperingatkan bahwa langkah yang terlalu cepat untuk vaksin tersebut bisa berbahaya.
"Jika suatu produk yang diajukan untuk evaluasi dianggap memenuhi kriteria untuk tertulis dalam daftar, WHO akan mempublikasikan hasilnya secara luas," terang WHO kepada AFP.
Diketahui bahwa sejauh ini, WHO mengatakan bahwa pihaknya masih "Belum memberikan prakualifikasi pada vaksin untuk COVID-19, atau menerbitkan daftar penggunaan darurat apa pun".
Advertisement