Donald Trump Akui Joe Biden Menang Pilpres AS 2020, Tapi Beberkan Tuduhan Kecurangan

Donald Trump telah mengakui kemenangan Joe Biden sebagai presiden terpilih AS, namun tetap bersikeras dirinya tak akan mengakui kekalahannya dalam pemilu Amerika 2020.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Nov 2020, 14:53 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2020, 14:32 WIB
Donald Trump tanggapi hasil Pilpres AS
Presiden Donald Trump berbicara tentang hasil pemilihan presiden AS 2020 di Gedung Putih, Kamis (5/11/2020). Hingga saat ini proses penghitungan suara pemilihan presiden Amerika masih berlangsung, namun perolehan suara Donald Trump maupun Joe Biden masih bersaing ketat. (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Washington D.C- Presiden AS Donald Trump telah mengakui kemenangan Joe Biden dalam Pemilu Amerika Serikat 2020. 

Meskipun demikian, Donald Trump tetap bersikeras dirinya tidak akan mengakui dirinya kalah dan menerima hasil pemilu AS. Hal itu diutarakannya dalam sebuah postingan di laman Twitter resminya, seperti dikutip dari BBC, Senin (16/11/2020). 

"Dia menang karena Pemilu dicurangi," tulis Trump di Twitter. Ia juga mengulangi klaimnya terkait penipuan dalam pemilu. 

Namun, di bagian bawah postingan itu, Twitter  tampak mengatakan bahwa "klaim tentang penipuan dalam pemilu ini masih diperdebatkan."

Diketahui bahwa Trump telah meluncurkan serangkaian gugatan hukum di sejumlah negara bagian kunci dalam pilpres AS. Tetapi, belum adanya bukti tertentu hingga saat ini yang mendasari klaimnya terkait penipuan dalam hasil pemungutan suara, 

Sejauh ini, semua tuntutan hukum tersebut juga tak berhasil untuk diproses di pengadilan. 

Saksikan Video Berikut Ini:


Para Pejabat Pemilu AS Nyatakan Tak Ada Bukti Kecurangan dalam Pilpres 2020

FOTO: Debat Perdana Calon Presiden Amerika Serikat
Presiden Donald Trump berbicara selama debat presiden pertama dengan calon presiden dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden Joe Biden di Case Western University and Cleveland Clinic, Cleveland, Ohio, Selasa (29/9/2020). (Olivier Douliery/Pool vi AP)

Pada 13 November 2020, para pejabat pemilu AS menyatakan bahwa pemungutan suara di Negeri Paman Sam tersebut merupakan proses yang "paling aman dalam sejarah Amerika". 

Mereka juga menerangkan bahwa "Tidak adanya bukti bahwa sistem pemungutan suara dihapus atau kehilangan suara, atau diubah dengan cara apapun". 

Sementara itu, Joe Biden masih memegang posisinya sebagai presiden AS terpilih. 

Kandidat dari Partai Demokrat tersebut telah mengantongi 306 suara di electoral college - sistem yang digunakan AS untuk memilih presidennya - yang jauh melebihi ambang batas dengan minimal 270 suara electoral untuk menang.

Selain itu, keunggulan Biden dalam pemilu pun telah melampaui lima juta.

Dalam konferensi pers pada 13 November, Trump menyebutkan "siapa yang tahu" pemerintahan mana yang akan berkuasa di masa depan.

Trump, yang enggan untuk mengakui kekalahannya dalam pemilu 2020, telah meningkatkan kekhawatiran tentang kemampuan pemerintah AS untuk ke depannya, termasuk dalam mengatasi infeksi COVID-19 yang masih terus meningkat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya