AS dan China Kembali Bentrok, Kini Soal Investigasi WHO ke Wuhan

AS dan China kembali bersitegang lantaran program investigasi WHO ke Wuhan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Jan 2021, 12:29 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2021, 12:29 WIB
Wajah Wuhan Satu Tahun Setelah Virus Corona Merebak
Warga yang menaiki feri berdiri di dekat bendera nasional China di Wuhan di provinsi Hubei, Jumat (15/1/2021). Selain masker, orang-orang menjalani kehidupan sehari-hari mereka seperti sebelumnya di Wuhan, tempat pertama kali virus corona COVID-19 terdeteksi. (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Wuhan - Amerika Serikat meminta China pada Senin (18/1) untuk mengizinkan tim ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mewawancarai "pengasuh, mantan pasien dan pekerja lab" di pusat kota Wuhan. Hal ini pun kemudian menuai teguran dari Beijing.

Tim ahli independen yang dipimpin WHO dan tengah mencoba menentukan asal-usul COVID-19, tiba pada 14 Januari di Wuhan di mana mereka mengadakan telekonferensi dengan rekan-rekan China selama karantina dua minggu sebelum mulai bekerja di lapangan. Demikian seperti melansir Channel News Asia, Selasa (19/1/2021). 

Amerika Serikat, yang menuduh China menyembunyikan penyebaran awal, telah menyerukan penyelidikan yang dipimpin WHO "transparan" dan mengkritik ketentuan kunjungan, di mana para ahli China telah melakukan penelitian tahap pertama.

Garrett Grigsby dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, yang mengepalai delegasi AS, mengatakan China harus membagikan semua studi ilmiah tentang sampel hewan, manusia, dan lingkungan yang diambil dari pasar di Wuhan, di mana virus SARS-CoV-2 diyakini muncul pada akhir 2019.

Analisis komparatif dari data genetik semacam itu akan membantu untuk "mencari sumber yang tumpang tindih dan potensial" dari wabah yang memicu pandemi COVID-19, katanya kepada Dewan Eksekutif WHO.

"Kami memiliki tugas serius untuk memastikan bahwa penyelidikan kritis ini kredibel dan dilakukan secara objektif dan transparan," kata Grigsby, yang juga merujuk pada varian virus yang ditemukan di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Investigasi Asal-Usul Virus Corona

Pulih, Pasien Virus Corona Sumbangkan Plasma Darah
Pasien yang pulih dari coronavirus menyumbangkan plasma di Pusat Darah Wuhan di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Beberapa pasien yang telah sembuh menganggap menjadi donor sebagai cara berterima kasih kepada masyarakat karena telah menerima perawatan yang efektif dan tepat waktu. (Xinhua/Cai Yang)

Sun Yang, direktur jenderal kantor tanggap darurat kesehatan Komisi Kesehatan Nasional China, mengatakan kepada dewan: "Studi asal virus bersifat ilmiah. Perlu koordinasi, kerja sama. Kita harus menghentikan tekanan politik apa pun."

Delegasi Australia juga menyerukan agar tim WHO memiliki akses ke "data, informasi, dan lokasi kunci yang relevan".

"Tidak ada jaminan jawaban," kata kepala darurat WHO Mike Ryan kepada wartawan Jumat lalu. 

"Ini adalah tugas yang sulit untuk sepenuhnya menetapkan asal-usul dan kadang-kadang perlu dua atau tiga atau empat upaya untuk dapat melakukannya dalam pengaturan yang berbeda." 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya