Liputan6.com, Jakarta- China membantah bahwa pihaknya mewajibkan diplomat Amerika Serikat menjalani tes swab anal COVID-19.
Dilansir BBC News, Jumat (26/2/2021), juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian membantah hal itu, dengan menyatakan dalam konferensi pers bahwa "China tidak pernah meminta staf diplomatik AS yang ditempatkan di China untuk melakukan tes swab anal".
Laporan media AS sebelumnya menyebut para diplomat mengeluh setelah diminta menjalani prosedur tersebut.
Advertisement
Diketahui bahwa beberapa kota di China telah memperkenalkan tes swab anal COVID-19, dengan para ahli di negara itu yang mengklaim bahwa mereka dapat "meningkatkan tingkat deteksi orang yang terinfeksi" Virus Corona.
Washington Post dalam laporannya pekan lalu, bahwa beberapa pekerja telah memberi tahu Departemen Luar Negeri AS bahwa mereka telah menjalani tes.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Keterangan dari Departemen Luar Negeri AS
Namun, tidak diketahui berapa banyak diplomat AS yang mungkin menjalani tes COVID-19 tersebut.
"Departemen Luar Negeri (AS) tidak pernah menyetujui pengujian seperti ini dan memprotes langsung kepada Kementerian Luar Negeri (China) ketika kami mengetahui bahwa beberapa staf diminta melakukannya," kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada Vice News.
Departemen Luar Negeri AS juga menambahkan bahwa Beijing telah diberitahu bahwa telah terjadi kesalahan dalam perintah menjalani tes COVID-19 itu.
China telah memperkenalkan tes swab anal COVID-19 pada Januari 2021.
Li Tongzeng, seorang dokter penyakit pernapasan dan infeksi di Beijing menuturkan kepada media pemerintah bahwa tes swab anal dapat menghindari infeksi yang hilang karena jejak virus dapat dideteksi untuk waktu yang lebih lama daripada tes yang lebih umum melalui di mulut dan hidung.
Namun dia menekankan bahwa tes tersebut hanya diperlukan untuk orang-orang tertentu seperti mereka yang menjalani karantina.
Advertisement