Prancis Jadi Negara Eropa Pertama Gelar Latihan Militer Ruang Angkasa

Untuk pertama kalinya di Eropa, Prancis menggelar latihan militer ruang angkasa.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Mar 2021, 16:36 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2021, 16:36 WIB
Ekuinoks
Satelit GOES-13 milik NOAA mengambil foto Bumi pada saat ekuinoks musim semi 20 Maret 2013, jam 7.45 pagi waktu Pantai Timur AS. (Sumber NOAA via livescience.com)

Liputan6.com, Paris- Prancis menggelar latihan militer angkasa luar pertamanya untuk menguji kemampuannya mempertahankan satelit-satelit dari serangan.

Latihan militer itu pun menandai meningkatnya persaingan antara kekuatan dunia di orbit Bumi.

Kepala komando Antariksa Prancis, Michel Friedling menyebut latihan itu sebagai "uji tekanan terhadap sistem kita" dan mengatakan latihan itu "adalah yang pertama untuk militer Prancis dan bahkan yang pertama di Eropa".

Dengan menggunakan nama  "Asterx" yang mengacu pada satelit Prancis pertama, Asterix tahun 1965, latihan tersebut juga akan mensimulasikan pemantauan objek ruang yang berpotensi berbahaya, serta ancaman bagi satelit.

Kepada wartawan, Friedling menyampaikan dari markas Komando Luar Angkasa di Toulouse, barat daya Prancis, bahwa "Serangkaian peristiwa muncul dan menciptakan situasi krisis atau ancaman terhadap infrastruktur ruang angkasa kita, tetapi tidak hanya ini".

Selain itu, Angkatan Angkasa Luar Amerika Serikat dan badan-badan antariksa Jerman juga mengambil bagian dalam latihan Prancis ini, yang dimulai pada Senin (8/3) dan akan berlangsung hingga 12 Maret mendatang, demikian seperti dikutip dari AFP, Rabu (10/3/2021).

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Berikut Ini:

Rencana Prancis Kembangkan Senjata Laser Anti-Satelit

Ilustrasi pesawat ruang angkasa DART NASA dan LICIACube Badan Antariksa Italia (ASI) sebelum menabrak asteroid Didymos. (NASA / Johns Hopkins APL / Steve Gribben)
Ilustrasi pesawat ruang angkasa DART NASA dan LICIACube Badan Antariksa Italia (ASI) sebelum menabrak asteroid Didymos. (NASA / Johns Hopkins APL / Steve Gribben)

Pembentukan Komando Angkasa Luar Prancis sebelumnya diumumkan pada 2019, dan rencananya akan berjumlah 500 orang pada tahun 2025 mendatang.

"Sekutu dan musuh kita sedang memiliterisasi ruang angkasa ... kita perlu bertindak," ujar Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly saat itu.

Disebutkannya juga bahwa Prancis berencana untuk mengembangkan senjata laser anti-satelit dan kemampuan pengawasan baru dalam mengatasi kesenjangan dengan saingan-saingannya yaitu China, Rusia dan AS.

Selama periode anggaran 2019-2025, investasi dalam program luar angkasa ditetapkan mencapai 4,3 miliar euro (Rp 72,2 triliun) - sebagian kecil dari jumlah yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat atau China.

Pada 2018, Prancis menuduh Rusia berusaha mencegat transmisi dari satelit Franco-Italia yang digunakan oleh tentara kedua negara untuk komunikasi yang aman.

Satelit Rusia Louch-Olymp diduga mendekati satelit Athena-Fidus yang disebut pihak berwenang Prancis sebagai "tindakan spionase".

Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah COVID-19

Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya