7 Alasan Mengapa Porsi Makanan di Restoran Mewah Cenderung Kecil

Alasan porsi makanan di restoran mewah cenderung kecil.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Apr 2021, 19:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2021, 19:30 WIB
Gastronomi Indonesia Makin Dapat Panggung di Asia
Dua restoran di Bali masuk ke dalam 10 Best Fine Dining Restaurants versi Travelers Choice Awards 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda pernah pergi ke restoran mewah dan menerima seporsi kecil makanan yang disajikan dengan indah, Anda mungkin akan tercengang.

Bagaimanapun, makanan tersebut mungkin mahal namun ukuran porsinya mungkin terlihat di luar dugaan.

Rupanya, hal tersebut bukan tanpa alasan. 

Melansir Bright Side, Minggu (11/4/2021), berikut adalah 7 alasan mengapa porsi makanan di restoran mewah cenderung kecil namun tetap dengan harga yang mahal:

Simak video pilihan berikut:

1. Harga Bahan yang Mahal

Daging Wagyu Jepang
Paket Fine Dining daging wagyu dari Kagoshima, Satsuma Gyu. (dok. PT. Subur Arta Utama (SAU))

Hidangan dengan bahan-bahan dengan kualitas baik dan dipilih dengan cermat cukup umum ditemukan di restoran kelas atas. Satu pon daging sapi wagyu bisa seharga $ 200 (Rp 2,9 juta) dan satu kilogram sementara kaviar harganya sekitar $ 10.000 (Rp 146 juta). Begitu pula dengan bahan-bahan makanan lain yang digunakan di restoran mewah seperti truffle hingga foie gras. 

Mengingat tempat-tempat ini yang menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi bahkan boleh mengimpornya, mudah dipahami mengapa porsinya harus dikecilkan agar dapat memberikan harga akhir yang terjangkau.

2. Porsi Kecil Lebih Elegan

Porsi yang lebih kecil akan lebih mudah untuk ditata dan mungkin akan terlihat lebih elegan untuk pelanggan yang menikmatinya.

3. Supaya Pengunjung Bisa Mencicipi Setiap Hidangan

Biasanya, sebagian besar restoran menyajikan 3 hidangan - dengan hidangan pembuka, hidangan utama, dan hidangan penutup. Terkadang, kita terbiasa hanya memesan hidangan utama. Dalam santapan di restoran mewah, jumlah hidangan dapat berjumlah 12 hidangan berbeda.

Paket makanan termasuk snack, makanan pembuka, sup, salad, ikan, hidangan utama pertama, hidangan utama kedua, keju, makanan penutup, dan minuman atau kue. Bayangkan jika Anda makan semua itu jika disajikan dalam porsi biasa. Itulah mengapa restoran mengurangi jumlah makanan, jadi Anda bisa mencicipi sedikit dari semuanya.

4. Setiap Hidangan adalah Karya Seni Koki

Sensasi Kuliner di Restoran Fine Dining Tertinggi di Indonesia
Rasakan sensasi nikmat menyantap sajian khas Nikkei di Henshin. Restoran tertinggi di Indonesia.

Ada hidangan Prancis yang disebut Gargouillou, yang terdiri dari setidaknya 16 sayuran berbeda yang dimasak secara terpisah. Piring diatur sebagai karya seni dan pasti akan mengesankan setiap pelanggan yang melihat kanvas ini di atas piring.

Bayangkan mencoba menata semua sayuran kecil ini dengan indah di atas piring yang sudah penuh. Mungkin tidak akan terlihat semenarik yang ada di gambar. Untuk itu, chef restoran biasanya lebih memilih bertahan dengan porsi sajian kecil.

5. Setiap Gigitan akan Terasa Berkesan

Gigitan pertama yang Anda ambil dari makanan terasa paling enak. Itu karena indera perasa Anda akan menjadi kurang sensitif saat Anda makan. Mengetahui hal itu, koki restoran mewah lebih fokus pada kualitas hidangan daripada kuantitasnya. Dengan porsi yang lebih kecil, kita cenderung bisa lebih menikmati setiap suapannya, daripada bosan dengan makanan biasa dalam jumlah banyak.

6. Memberi Kesan Premium

Menjadi bagian dari acara eksklusif atau memiliki barang edisi terbatas adalah sesuatu yang biasa dibanggakan. Pepatah, "lebih sedikit lebih baik" dan "hal-hal baik datang dalam paket kecil" berlaku tegas untuk yang satu ini.

Maka dari itu, porsi makanan yang kecil juga akan memberikan kesan serupa.

7. Tidak Bisa Dinikmati di Tempat Biasa

Melihat piring dengan jumlah makanan yang sedikit membuat kita bertanya-tanya apa sebenarnya alasannya. Namun berada pada jamuan makan yang memiliki beberapa menu makanan pasti akan membuat kita penasaran untuk mengetahui sajian apa yang akan disajikan selanjutnya untuk kita. 

Selain itu, hal itu juga membuat kita memiliki kesan bahwa makanan seperti itu tidak bisa dinikmati di tempat sembarangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya