Liputan6.com, Taipei - Â Pemerintah Taiwan memberlakukan pembatasan ketat, dalam upaya meredam lonjakan kasus Virus Corona COVID-19.
Dilansir BBC, Senin (17/5/2021) otoritas Taiwan menutup bioskop dan tempat hiburan hingga 28 Mei mendatang, dan membatasi pertemuan dalam ruangan menjadi lima orang dan 10 di luar ruangan.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pun menghimbau masyarakat agar tidak panik dalam membeli kebutuhan pokok, dengan diberlakukannya pembatasan.Â
Advertisement
Taiwan - yang sejauh ini berhasil menangani pandemi COVID-19 - pada Minggu 16 Mei melaporkan 207 infeksi baru.
Pulau dengan penduduk 23 juta orang itu sejauh ini telah mencatat 1.682 infeksi dan 12 kematian akibat Virus Corona COVID-19.
Keberhasilan Taiwan dalam memerangi Virus Corona sebagian besar dikaitkan dengan pengendalian perbatasan secara dini dan ketat, larangan pelancong asing, dan karantina wajib untuk semua warga yang pulang ke Taiwan.Â
Sementara itu, di Singapura, otoritas negara tersebut mengatakan bahwa semua sekolah serta perguruan tinggi akan beralih ke aktivitas belajar di rumah mulai 19 Mei di tengah lonjakan COVID-19.
Singapura, pada Minggu 16 Meu melaporkan 49 kasus baru, termasuk 38 infeks lokal COVID-19. Ini merupakan penghitungan harian tertinggi sejak September 2020 lalu.
Negara tersebut sejauh ini telah mengonfirmasi lebih dari 61.000 kasus, dan 31 kematian akibat Virus Corona.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Pembatasan Baru di Taiwan
Pemerintah Taiwan mengatakan bahwa masker sekarang harus dipakai di luar ruangan.
Ibu Kota Taipei tetap menjadi hotspot utama dalam infeksi COVID-19. Hal ini mendorong pemerintah kota tersebut untuk meningkatkan status waspada COVID-19 ke Level 3.
Taiwan memiliki empat tingkat status waspada COVID-19, dan peringatan Level 3 sempat berhenti sebelum lockdown, menurut media lokal.
Di Taiwan, pembatasan ketat ini belum pernah terjadi sebelumnya, karena negara itu sampai sekarang belum pernah menggunakan pembatasan ini sejak awal munculnya wabah.
Presiden Tsai Ing-wen pada Sabtu (15/5) memperingatkan bahwa panic-buying hanya akan meningkatkan risiko klaster COVID-19.
Mie instan dan makanan pada umumnya, serta kertas toilet, tersedia dalam jumlah yang cukup dan dapat dengan mudah disimpan kembali oleh penjual, kata Presiden Tsai Ing-wen, yang dikutip oleh Taiwan News.
Advertisement