Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengkritik negara-negara yang bergerak untuk menormalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu, karena kekerasan meningkat antara Palestina dan pasukan Israel.
"Normalisasi dan berjalan menuju sistem kolonial Israel tanpa mencapai perdamaian dan mengakhiri pendudukan Israel atas tanah Arab dan Palestina merupakan dukungan untuk rezim apartheid dan partisipasi dalam kejahatannya," kata Maliki pada pertemuan darurat para menteri luar negeri Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Minggu 16 Mei.
Baca Juga
"Pendudukan kolonial ini harus dihadapi, dibongkar, diakhiri, dan dilarang. Normalisasi yang dipercepat baru-baru ini tidak akan berdampak pada sentimen dunia Arab atau mengubah penilaian mereka", demikian seperti melansir laman Al Jazeera, Senin (17/5/2021),
Advertisement
Sejak kekerasan berkobar pada hari Senin kemarin, setidaknya 192 warga Palestina di Jalur Gaza telah tewas, termasuk 58 anak-anak. Lebih dari 1.200 lainnya terluka.
Di Tepi Barat yang diduduki, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 13 warga Palestina.
Israel telah melaporkan 10 orang tewas, termasuk dua anak, dari ribuan rudal yang ditembakkan dari Gaza oleh Hamas dan kelompok Palestina lainnya, banyak di antaranya dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome Israel.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Normalisasi Hubungan dengan Israel
Selain itu, ada juga kekerasan yang meluas di seluruh Israel antara orang Yahudi Israel dan warga Palestina di Israel di tengah eskalasi.
Hal ini telah menempatkan negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan Israel - Sudan, Maroko, Uni Emirat Arab dan Bahrain - dalam posisi yang sangat memalukan, setelah mendasarkan perjanjian damai mereka dengan Tel Aviv dengan anggapan bahwa hubungan yang dinormalisasi akan berguna untuk kepentingan negara.
Pertemuan darurat OKI diselenggarakan oleh Arab Saudi, yang belum secara resmi menormalisasi hubungan dengan Israel tetapi diketahui menjaga hubungan klandestin.
Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan meminta masyarakat internasional untuk mengambil "tindakan segera" untuk menghentikan operasi militer Israel dan untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai yang bertujuan untuk mengamankan solusi dua negara.
“Melestarikan Yerusalem adalah tanggung jawab kita semua,” katanya.
Advertisement