Laporan PBB: 55 Orang Tewas dalam Pembantaian di Kongo Timur

Kantor urusan kemanusiaan PBB dalam sebuah pernyataan mengatakan rumah-rumah dibakar dan warga sipil Kongo diculik.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jun 2021, 08:02 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2021, 08:02 WIB
Ilustrasi DK PBB
Ilustrasi

Liputan6.com, New York - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Senin (31/5), mengatakan bahwa sedikitnya 55 orang tewas pada Minggu (30/5) malam dalam dua serangan di desa-desa di Kongo timur.

Insiden tersebut kemungkinan merupakan kekerasan malam terburuk di daerah itu setidaknya dalam empat tahun, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (1/6/2021).

Tentara dan kelompok hak sipil setempat menuduh Pasukan Demokratik Bersatu (Allied Democratic Forces/ADF), sebuah kelompok bersenjata di daerah itu, telah menyerang Desa Tchabi, Kongo dan sebuah kamp pengungsi di dekat Boga, desa lain. Keduanya dekat dengan perbatasan Uganda.

Kantor urusan kemanusiaan PBB dalam sebuah pernyataan mengatakan rumah-rumah dibakar dan warga sipil diculik.

Albert Basegu, kepala kelompok hak-hak sipil di Boga, Kongo mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa dia menyadari adanya serangan itu setelah mendengar suara tangisan di rumah tetangga.

"Ketika saya sampai di sana, saya menemukan bahwa para penyerang telah membunuh seorang pendeta Anglikan. Putrinya juga terluka parah," kata Basegu.

 

Ratusan Orang Tewas

Penampakan Lava Gunung Nyiragongo di Kongo
Orang-orang yang melarikan diri ke Rwanda selama letusan Gunung Nyiragongo semalam kembali ke Goma, Kongo (23/5/2021). (AP Photo/Justin Kabumba)

Menurut PBB, ADF diyakini telah menewaskan lebih dari 850 orang pada 2020, dalam serentetan serangan balasan terhadap warga sipil setelah tentara memulai operasi melawan kelompok itu pada tahun sebelumnya.

Pada Maret, Amerika Serikat menyatakan ADF sebagai organisasi teroris asing. Kelompok itu pada masa lalu telah menyatakan kesetiaannya kepada ISIS.

Presiden Republik Demokratik Kongo Felix Tshisekedi mengumumkan pengepungan provinsi Kivu Utara dan provinsi Ituri pada 1 Mei lalu guna meredakan peningkatan serangan oleh kelompok-kelompok militan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya