Liputan6.com, Havana - Pihak berwenang Kuba mengkonfirmasi kematian seorang pria dalam insiden unjuk rasa yang berakhir rusuh di negara tersebut.
Media pemerintah mengatakan, Diubis Laurencio Tejeda (36) meninggal di pinggiran ibu kota Havana, demikian dikutip dari laman BBC, Rabu (14/7/2021).
Menurut pejabat Kuba, dia adalah bagian dari kelompok yang menyerang fasilitas pemerintah. Tetapi saksi mata mengatakan, pasukan keamanan memang menargetkan anggota kelompok itu.
Advertisement
Protes anti-pemerintah nasional yang jarang terjadi pecah pada Minggu 11 Juli.
Ribuan orang turun ke jalan untuk berdemonstrasi atas runtuhnya ekonomi, kekurangan makanan dan obat-obatan, kenaikan harga dan penanganan pemerintah terhadap epidemi COVID-19 yang mereka nilai tidak becus.
Presiden Miguel Díaz-Canel menyebut para demonstran "kontra-revolusioner".
Pemerintah Kuba menuduh bahwa protes telah dibiayai dan dihasut oleh Amerika Serikat, dan menyalahkan masalah Kuba pada sanksi ekonomi AS.
Penyebab Kematian
Belum ada penjelasan resmi bagaimana Diubis Laurencio Tejeda meninggal. Kementerian dalam negeri Kuba mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka "berduka atas kematian" pria itu.
Media pemerintah mengatakan, dia terlibat dalam tindakan tidak tertib di lingkungan La Guinera, Havana pada Senin (12/7), di mana sebuah kelompok diduga menyerang fasilitas pemerintah. Beberapa orang lainnya terluka, termasuk anggota pasukan keamanan, katanya.
Tetapi para saksi mengatakan bahwa pasukan keamanan yang menyerang kelompok tersebut dalam protes spontan di lingkungan tersebut.
Advertisement