Liputan6.com, Tokyo - Gubernur dari tiga prefektur Jepang di dekat lokasi penggelaran Olimpiade Tokyo kemungkinan akan meminta pemerintah untuk mengumumkan keadaan darurat untuk wilayah mereka,setelah infeksi COVID-19 melonjak ke rekor tertinggi di Tokyo.
Pada Selasa 27 Juli, Tokyo mencatat 2.848 kasus baru COVID-19 - tertinggi sejak awal pandemi.Â
Media lokal Jepang melaporkan bahwa otoritas setempat telah meminta rumah sakit untuk menyiapkan tambahan tempat tidur untuk pasien di tengah lonjakan infeksi yang didorong oleh COVID-19 varian Delta.
Advertisement
Penyelenggara Olimpiade Tokyo pada Rabu (28/7/2021) melaporkan 16 kasus baru COVID-19 terkait Olimpiade, dengan total 169 sejak 1 Juli 2021.
Atlet, staf, dan media Olimpiade juga diharuskan mengikuti aturan ketat untuk mencegah penyebaran COVID-19, termasuk menjalani tes secara rutin.
Perdana Menteri Jepang Yoshide Suga pada Selasa 27Â Juli mendesak warga untuk tinggal di rumah sesering mungkin dan menonton Olimpiade di televisi. Namun, dia menyatakan membatalkan Olimpiade bukanlah suatu pilihan.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tokyo Berlakukan Status Darurat Sampai Olimpiade Usai
Jepang berhasil menghindari wabah besar Virus Corona yang dihadapi oleh negara-negara lain seperti India, Indonesia, dan Amerika Serikat, tetapi gelombang kelima pandemi ini menambah tekanan pada rumah sakit di Ibu Kota Tokyo.
"Risiko infeksi bagi individu adalah yang terberat yang pernah ada. Ini memengaruhi perawatan medis biasa dan ...merupakan situasi yang parah," Koji Wada, seorang profesor di International University of Health and Welfare di Tokyo, dan penasihat pemerintah Jepang tentang penanggapan COVID -19 - kepada NHK.
Tokyo sudah berada di bawah keadaan darurat keempat, ditetapkan untuk berjalan sampai Olimpiade usai.
Namun, tidak seperti langkah-langkah yang lebih ketat di banyak negara, langkah-langkah tersebut berfokus pada aturan di mana restoran yang menyajikan alkohol harus tutup dan yang lainnya tutup pada pukul 8 malam.
Prefektur tetangga Tokyo, Kanagawa, Saitama, dan Chiba saat ini berada di bawah pembatasan "darurat" yang lebih longgar tetapi juga mengalami lonjakan infeksi.
Diketahi, banyak penduduk di sana bepergian ke ibu kota.
Surat kabar lokal Jepang, Asahi mengatakan prefektur itu kemungkinan akan meminta pembatasan yang lebih kuat untuk menahan virus, dengan Chiba akan melakukannya pada Rabu (28/7) waktu setempat.
Advertisement