Liputan6.com, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada stasiun televisi CNN-Turk bahwa ia mungkin akan bertemu dengan para pemimpin Taliban dalam membantu memproses perdamaian di Afghanistan.
"Jika kita tidak bisa mengendalikan mereka di tingkat tertinggi, tidak mungkin bagi kita untuk memastikan perdamaian di Afghanistan," kata Erdogan, seperti dikutip dari laman Associated Press, Kamis (12/8/2021).
Baca Juga
Turki, sedang mempertimbangkan untuk menjalankan dan melindungi Bandara Kabul menyusul penarikan pasukan AS dan NATO.
Advertisement
Militer AS, yang berencana untuk menyelesaikan penarikannya pada akhir bulan, telah melakukan beberapa serangan udara tetapi sebagian besar telah menghindari melibatkan diri di wilayah darat Afghanistan.
Penilaian intelijen militer AS terbaru adalah bahwa Kabul bisa berada di bawah tekanan pemberontak dalam waktu 30 hari dan bahwa jika tren ini terus berlanjut.
Taliban juga disebut bisa mendapatkan kendali penuh atas negara itu dalam beberapa bulan, menurut seorang pejabat pertahanan AS, yang enggan menyebutkan namanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Taliban Rebut dan Kuasai 3 Wilayah Afghanistan
Taliban telah merebut tiga ibu kota provinsi Afghanistan dan markas tentara lokal pada Rabu (11/8), menyelesaikan serangan di timur laut negara itu, dan mengendalikan dua pertiga wilayah Afghanistan ketika AS dan NATO menyelesaikan penarikan tentaranya.
Direbutnya ibu kota provinsi Badakhshan, Baghlan dan Farah menambah tekanan pada pemerintah pusat Afghanistan untuk membendung Taliban, ditambahkan ketika kehilangan basis utama di Kunduz.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bergegas menuju ke provinsi Balkh, yang sudah dikelilingi oleh wilayah yang dikuasai Taliban, untuk mencari bantuan dari panglima perang. Dia juga mengganti kepala staf militernya.
“Saya pikir apa yang akan saya katakan kepada Presiden Ghani adalah jika Anda tetap tersebar di mana-mana, Taliban akan dapat terus menerapkan pendekatan mereka saat ini dengan sukses," sebut Ben Barry, rekan senior untuk perang darat di International Institute for Strategic Studies.
"Harus berusaha lebih dari sekadar menghentikan Taliban. Anda harus menunjukkan bahwa Anda dapat mendorong mereka kembali," pungkasnya.
Keberhasilan serangan Taliban juga menimbulkan pertanyaan apakah mereka akan bergabung kembali dengan pembicaraan damai yang telah lama terhenti di Qatar yang bertujuan untuk menggerakkan Afghanistan menuju pemerintahan yang inklusif seperti yang diharapkan negara-negara Barat.
Advertisement