Ketika Kekeringan di California AS Mengancam Pasokan Almond Dunia

Kekeringan yang terjadi di negara bagian California, AS mengancam pasokan almond di dunia.

oleh Natasha Khairunisa AmaniLiputan6.com diperbarui 22 Agu 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2021, 08:00 WIB
Kekeringan Ekstrem, Waduk Danau Oroville di California Terus Menyusut
Sebuah pembatas yang dulunya terapung di atas air terlihat berada di dasar Danau Oroville yang mengering di Oroville, California (1/6/2021). Menurut Pemantau Kekeringan AS, 16 persen wilayah California telah mengalami kekeringan luar biasa. (AFP/Justin Sullivan)

Liputan6.com, Jakarta - Kekeringan yang semakin parah di California, Amerika Serikat mengancam industri almond yang bernilai hingga 6 miliar dolar.

Diketahui, negara bagian di AS tersebut menghasilkan 80 persen almond di dunia.

Dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (22/8/2021) produksi almond diperkirakan menurun, setelah puluhan tahun industri itu berkembang. Masalahitu bisa menyebabkan kenaikan harga.

Karena kekeringan berlanjut di California, kondisi pohon almond, yang sangat membutuhkan air di negara bagian itu, terancam.

Sebagian petani pun terpaksa i tidak mengairi ladang, karena tidak bisa memperoleh atau membeli air - membiarkan pohon-pohon di sana mati.

Sementara itu, sebagian petani lain tidak menanami ladang supaya air yang dihemat sepenuhnya dialirkan untuk almond.

Sebagian petani juga sudah  bersiap membongkar kebun mereka bertahun-tahun lebih awal dari yang direncanakan, jika situasi air tak kunjung membaik.

Itulah situasi dari ladang almond, 180 derajat berubah dari masa ekspansi kacang tersebut di Central Valley, California.

Iklim di sana yang kering seperti di Laut Tengah dan sistem irigasi yang andal menjadikan lokasi itu sempurna untuk menanam almond, kacang yang populer.

menurut Departemen Pertanian AS (USDA), produksi almond di California pada tahun 1995 tumbuh dari hampir 168 juta kilogram, dan mencatat rekor 1,4 miliar kilogram pada 2020.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Panen Almond di California Diperkirakan Akan Menurun Karena Kekeringan

Menggunakan Almond
Ilustrasi Kacang Almond Credit: pexels.com/pixabay

Almond adalah salah satu tanaman utama, dan ekspor pertanian terbesar, California.

Almond California yang diekspor ke luar negeri pun mencapai 70 persen. Permintaan almond yang sangat tinggi ada dari India, Asia Timur dan Uni Eropa.

Pada Mei 2021, USDA memproyeksikan bahwa panen almond di sana akan mencapai rekor 1,5 miliar kilogram tahun ini.

Tetapi proyeksi itu dikurangi menjadi 1,3 miliar kilogram pada Juli 2021, dengan alasan ketersediaan air yang rendah dan panas yang mencapai rekor.

Jim Jasper, adalah seorang pemilik Stewart & Jasper Orchards, perusahaan yang dibentuk ayahnya pada 1948 di Newman, California.

Setiap tahun, Stewart & Jasper Orchards memroses sekitar 27 juta kilogram almond yang dihasilkan dari lebih 80 kilometer persegi kebun, termasuk sekitar delapan kilometer persegi kebunnya sendiri.

Sebagian tetangganya telah berhenti mengairi kebun-kebun almond mereka.

"Kita akan melihat jumlah almond dari California akan turun sedikit. Dunia akan mulai mengalami penurunan almond," kata Jasper.

Anggota dewan California Water Impact Network, Tom Stokely mengatakan negara bagian itu harus melarang tanaman yang haus air seperti almond, di daerah yang tidak memiliki persediaan air yang memadai.

"Dengan terjadinya perubahan iklim, kekeringan, dan gelombang panas, sesuatu akan berubah dengan sangat cepat atau kita akan menyaksikan negara bagian ini ambruk. Kita perlu melakukan sesuatu untuk mengatasinya," imbuh Stokely.

Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker COVID-19 Bekas Pakai

Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker Covid-19 Bekas Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jangan Buang Sembarangan, Ini Cara Kelola Masker COVID-19 Bekas Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya