Mahasiswa di Kamboja Bikin Drone Rp 284 Juta, Kursi Sekolah Jadi Bangku Pilot

Mahasiswa NPIC merancang prototipe drone, terinspirasi awal untuk mengalahkan lalu lintas Kamboja yang terkenal buruk.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Sep 2021, 18:47 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2021, 20:40 WIB
Drone
Ilustrasi Drone (Josh Sorenson/Unsplash)

Liputan6.com, Phonm Penh - Mahasiswa National Polytechinc Institute Cambodia (NPIC) merancang prototipe drone, terinspirasi awal untuk mengalahkan lalu lintas kota yang terkenal buruk, kemudian mereka berharap pada akhirnya dapat digunakan untuk mengangkut orang-orang di sekitar Phnom Penh bahkan membantu memadamkan api kebakaran di lantai atas gedung.

Mahasiswa NPIC telah menghabiskan $20.000 atau sekitar Rp 284 juta untuk merancang drone tersebut. Manned drone (pesawat berawak) dilengkapi dengan delapan baling-baling dan menggunakan kursi sekolah sebagai kursi pilot.

"Kita melihat ketika drone terbang tanpa pilot mengalami banyak guncangan, tetapi ketika saya duduk diatasnya dan terbang itu menjadi lebih stabil dan saya merasa sangat bersemangat," ungkap Lonh Vannsith, pilot pesawat nirawak dikutip dari Daily Mail, Rabu (22/9/21). 

Drone ini dapat membawa pilot dengan berat hingga 132 pon (60 kg) dan terbang sekitar 10 menit untuk jarak 1 km. Saat ini hanya bisa naik setinggi 4 meter, tetapi tim berharap pada akhirnya akan terbang jauh lebih tinggi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Membutuhkan Waktu Tiga Tahun untuk Merancang

[Fimela] Tempat Waktu
Ilustrasi Tepat Waktu | unsplash.com/@hellorachaelcrowe

Rancangan drone ini membutuhkan tiga tahun penelitian dan pengembangannya.

Sarin Sereyvatha, kepala teknologi penelitian dan pengembangan NPIC mengatakan, proyek ini sempat tertunda karena lockdown pandemi COVID-19 dan komponen seperti baling-baling dan rangka harus dipesan di luar negeri.

Tim berencana untuk meningkatkan desain agar dapat membawa lebih berat kebih banyak, serta terbang lebih jauh dan stabil di tingkat yang lebih tinggi.

Menurut Sarin Sereyvatha, jika kita membuat satu drone, biayanya mahal tapi jika kita membuat untuk dijual di pasaran, biaya akan turun.

 

Penulis : Alicia Salsabila


Infografis 10 Titik Lengah Penularan Covid-19 di Lingkungan Rumah

Infografis 10 Titik Lengah Penularan Covid-19 di Lingkungan Rumah
Infografis 10 Titik Lengah Penularan Covid-19 di Lingkungan Rumah (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya