Liputan6.com, Manila - Filipina akan memperluas program vaksinasi COVID-19 yang mencakup masyarakat umum dan anak-anak berusia 12-17 tahun.
Rencananya, vaksinasi anak ini akan pertama kali dimulai pada Oktober 2021, sebagai upaya mencapai kekebalan kelompok dan secara bertahap kembali ke kehidupan normal.
Baca Juga
Dikutip dari laman Arab News, Rabu (29/9/2021), negara Asia Tenggara berpenduduk 110 juta orang itu telah melaporkan salah satu jumlah kasus dan kematian COVID-19 tertinggi di Asia sejak pandemi dimulai tahun lalu.
Advertisement
Hal ini lantas mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan tindakan yang ketat di daerah-daerah yang paling parah terkena dampak dan melonggarkan pembatasan di bagian lain untuk memacu kegiatan ekonomi.
Namun, langkah-langkah vaksinasi masih lambat, dengan hanya 20,3 juta atau 26 persen yang divaksinasi penuh dan 23,6 juta menerima dosis pertama mereka sejak Maret 2021, ketika pemerintah meluncurkan program vaksinasi COVID-19 untuk lima kelompok prioritas.
Kelompok ini termasuk petugas kesehatan, warga lanjut usia, mereka yang memiliki penyakit penyerta, ekonomi garis depan, dan orang miskin.
"Kabar baiknya adalah, presiden telah menyetujui vaksinasi untuk masyarakat umum mulai Oktober 2021," kata juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, Harry Roque, dalam jumpa pers.
"Kami juga akan mulai menginokulasi anak-anak (antara 12 hingga 17 tahun) pada Oktober. Ini juga telah disetujui oleh presiden," tambahnya, mendesak orang tua untuk mendaftarkan anak-anak mereka untuk vaksinasi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Vaksinasi dan Kekuatan Polisi
Pengumuman Malacanang datang sehari setelah Duterte mengancam akan menggunakan kekuatan polisi negara pada mereka yang menolak untuk divaksinasi.
Dalam pidato yang disiarkan pada Senin malam, Duterte meminta masyarakat untuk divaksin.
"Pemerintah tidak memiliki kekuatan untuk memaksa agama, kepercayaan, atau gereja apa pun. Kami hanya bisa bekerja sama. Tapi kekuatan polisi negara dapat digunakan jika Anda menimbulkan ancaman bagi orang lain, maka Anda sudah menjadi bahaya bagi masyarakat," katanya.
Duterte lebih lanjut menjelaskan bahwa begitu Filipina mencapai kekebalan kelompok melalui vaksinasi massal, akan "aman untuk secara bertahap melonggarkan pembatasan."
"Saya sekarang mendorong Anda mereka yang belum menerima vaksin untuk disuntik. Kami hampir memohon untuk berlutut," katanya.
Pemimpin Filipina memperingatkan pegawai pemerintah untuk meninggalkan kantor mereka jika mereka menolak vaksinasi, terutama mereka yang berada di garis depan atau bertugas berinteraksi dengan orang-orang.
Mengutip laporan dari Food and Drug Administration (FDA), Duterte mengatakan bahwa orang yang tidak divaksinasi yang terinfeksi COVID-19 kemungkinan akan dirawat di rumah sakit dengan kondisi yang lebih parah atau kritis dibandingkan dengan mereka yang sudah disuntik.
Advertisement