Liputan6.com, Taipei - Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengajukan permintaan anggaran untuk memperkuat Angkatan Udara dan Laut Taiwan dengan nilai anggaran 240 militar dolar Taiwan (Rp 122,2 triliun).
Menteri Pertahanan Nasional Taiwan, Chiu Kuo-Cheng, meninjau anggaran itu bersama badna legislatif Taiwan. Sebelum review anggaran itu, Chi Kuo-Cheng menyampaikan ke media bahwa China punya kekuatan untuk menyerang Taiwan saat ini juga.
Advertisement
Baca Juga
Namun, Chi Kuo-Cheng berkata China bisa lebih leluasa menyerang Taiwan pada 2025 dengan ongkos yang lebih rendah, demikian laporan media pemerintah Focus Taiwan, Kamis (7/10/2021).
Pada proposal anggaran 240 miliar itu, sebanyak 64 persen diajukan untuk senjata anti-kapal yang dibangun secara domestik. Sebanyak 79,7 miliar akan digunakan untuk Hsiung Feng anti-ship missiles.
Misil Hsuing Feng itu menjadi prioritas anggaran karena dinilai memiliki keuntungan strategis dan bisa dimanufaktur secara efisien.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Provokasi China
Focus Taiwan menyebut keinginan Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan untuk memperkuat pertahanan udara dan laut karena adanya provokasi yang bertambut, seperti aktivitas militer Taiwan.
Pada lima hari pertama Oktober 2021, ada total 150 pesawat China yang menerobos zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.
Tindakan itu memicu reaksi dari Amerika Serikat dan Australia. Namun, media pemerintah China, Global Times, mengkritik balik respons Amerika.
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, juga menulis pandangannya di Foreign Affairs. Ia menyorot bahaya besar apabila Taiwan jatuh ke tangan China.
(1 dollar taiwan: Rp 509)
Advertisement