Eropa Jadi Sorotan Akibat Lonjakan COVID-19

Kasus COVID-19 yang didominasi oleh varian Delta meroket di Eropa.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Nov 2021, 17:29 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2021, 17:29 WIB
Peningkatan Kasus Covid-19 di Eropa
Orang-orang yang memakai masker wajah berjalan di sepanjang area perbelanjaan Oxford Street di pusat kota London, Rabu (20/10/2021). Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mencatat terjadi kenaikan kasus Covid-19 sebesar 7% di seluruh Eropa pada pekan lalu. (AP Photo/Matt Dunham)

Liputan6.com, Berlin - Kasus COVID-19 di dunia masih jauh dari kata selesai. Bahkan di beberapa negara menunjukkan peningkatan kasus yang cukup tinggi salah satunya Jerman. Tidak hanya Jerman, negara lainnya di Eropa sudah mulai melaporkan adanya lonjakan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (18/11) mengatakan bahwa benua Eropa mengalami peningkatan kasus kematian tertinggi akibat COVID-19. Kini Eropa menjadi sorotan sebagai episentrum baru dari COVID-19.

Koresponden Liputan6.com di Jerman selatan, Eva Reinhard menyebutkan peningkatan kasus COVID-19 yang didominasi oleh varian Delta terjadi sekitar sebulan yang lalu, di antara yang terinfeksi adalah mereka yang belum divaksin, baik dosis satu atau dosis dua.

"Vaksin di Jerman bukan bukan suatu kewajiban. Memang pemerintah mengajurkan vaksin, tetapi berhubung dengan adanya masalah human rights, pemerintah tidak bisa memaksakan," ujar Eva pada Jumat (19/11/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Aturan 2G Diterapkan

FOTO: Jerman Dihantam 52.826 Kasus Baru COVID-19 Sehari
Orang-orang berjalan di depan Gedung Reichstag dan Bundestag di Berlin, Jerman, 17 November 2021. Badan pengendalian penyakit Jerman melaporkan 52.826 kasus baru COVID-19 pada 17 November 2021 karena tingkat infeksi terus meningkat. (AP Photo/Markus Schreiber)

Jerman menerapkan peraturan 2G (geimpft oder genesen), yang berarti sudah divaksin atau sudah dinyatakan pulih dari virus Corona.

Meskipun tidak ada mandat untuk vaksin COVID-19 di Jerman, tidak ada kesempatan untuk mereka yang tidak divaksin atau baru sembuh masuk ke tempat-tempat tertentu, kata Eva.

Jerman juga tidak memakai aturan lockdown karena beberapa faktor, tetapi dengan adanya aturan 2G, orang yang belum divaksin memiliki keterbatasan mengunjungi tempat-tempat tertentu.

Sementara itu, Eva mengatakan tidak ada anjuran untuk buka masker. Menteri Pendidikan membolehkan anak-anak membuka masker saat mereka di dalam kelas untuk mempermudah pembelajaran.

Namun, setelah musim gugur, anjuran tersebut dihentikan karena ada peningkatan yang tinggi di Jerman.

 

Reporter: Cindy Damara

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya