Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan barunya menyarankan beberapa tindakan untuk meningkatkan akses ke insulin dan produk terkait.
Hal ini menyusul adanya kesenjangan konsumsi insulin di beberapa negara akibat harga yang relatif tinggi. Padahal, insulin merupakan hal penting dalam menurunkan risiko kematian akibat diabetes.
Advertisement
Beberapa saran tindakan tersebut yakni:
Advertisement
Baca Juga
-Meningkatkan produksi dan pasokan human insulin.
-Mendiversifikasi (penganekaragaman produk dan lokasi perusahaan) basis manufaktur untuk insulin analog biosimilar guna menciptakan persaingan dan menurunkan harga.
-Meningkatkan keterjangkauan dengan mengatur harga dan mark-up, menggunakan pengadaan gabungan dan meningkatkan transparansi dalam cara penetapan harga.
-Mempromosikan kapasitas manufaktur lokal di daerah yang kurang terlayani.
-Memastikan bahwa peningkatan akses ke insulin disertai dengan diagnosis yang cepat dan akses ke perangkat yang terjangkau untuk pemantauan gula darah dan penyuntikan insulin.
-Menggunakan sumber daya kesehatan secara bijaksana dengan memilih human insulin jika memungkinkan dan alokasikan dana yang memadai untuk menyediakan paket perawatan lengkap.
Komitmen Industri Insulin
WHO Juga telah mempercepat upaya mengatasi beberapa hambatan ketersediaan insulin dan obat-obatan terkait. Upaya ini direalisasikan melalui serangkaian dialog dengan asosiasi bisnis dan produsen produk.
Beberapa bulan setelah dialog pertama, industri telah berkomitmen untuk melakukan sejumlah tindakan, termasuk:
-Pengembangan cetak biru kebijakan untuk meningkatkan akses ke biosimilar insulin.
-Partisipasi dalam program prakualifikasi WHO untuk insulin, pengukur glukosa, strip tes dan alat diagnostik.
-Penyampaian data termostabilitas (ketahanan terhadap panas) insulin ke WHO.
-Partisipasi dalam mekanisme pelaporan yang akan digunakan WHO untuk mendaftarkan dan mempublikasikan kontribusi dari industri farmasi dan teknologi kesehatan.
Advertisement
Harapan Dirjen WHO
Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus berharap saran dan komitmen ini dapat mengarah pada peningkatan akses insulin dan produk terkait di negara-negara yang saat ini permintaannya tidak terpenuhi.
Upaya untuk meningkatkan akses ke obat diabetes yang menyelamatkan jiwa hanyalah salah satu dari alur kerja Global Diabetes Compact yang diluncurkan pada April 2021.
Compact ini menyatukan pemerintah nasional, organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), organisasi non-pemerintah, entitas sektor swasta, lembaga akademik, dan yayasan.
“Untuk bekerja menuju dunia di mana semua orang yang berisiko diabetes atau hidup dengan diabetes dapat mengakses perawatan yang mereka butuhkan,” katanya mengutip keterangan pers.
Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan COVID-19
Advertisement