Liputan6.com, Santiago - Pemilihan presiden, parlemen, dan regional dimulai di Chile pada Minggu (21/11) dengan tingkat kehadiran yang tinggi di tempat pemungutan suara, meski sedang berada di tengah pandemi COVID-19.
Pemilihan berlangsung di lingkungan yang sangat terpolarisasi, dan presiden terpilih akan memerintah negara yang dilanda inflasi tinggi, pandemi, dan kerusuhan sosial, demikian dikutip dari laman Xinhua, Senin (22/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Presiden Sebastian Pinera meminta warga untuk memilih "dengan keyakinan, mengetahui bahwa kita hidup di masa-masa sulit, tetapi dengan persatuan kita akan mengatasinya dan bergerak maju."
Kandidat presiden dari koalisi pemilihan Approve Dignity yang berhaluan kiri, Gabriel Boric, memberikan suara di kota selatan Punta Arenas pada Minggu (21/11), dengan mengatakan, "Saya sangat senang dengan apa yang kami wakili sebagai generasi dari proses perubahan dan transformasi yang datang, dengan kepastian dan bertahap yang diperlukan."
Kandidat dari Partai Republik yang berhaluan kanan, Jose Antonio Kast, memberikan suara di komunitas Paine di Wilayah Metropolitan Santiago, di mana dia mengumumkan, "Hal utama adalah banyak orang muncul untuk memilih dengan bebas."
Kepala KPU Chile, Andres Tagle, meminta para pemilih untuk menginformasikan diri mereka sendiri menggunakan sumber resmi agar tidak menyebarkan berita palsu "yang dapat menyebabkan hancurnya pelaksanaan demokrasi kita."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perkembangan COVID-19 di Chile
Menteri Kesehatan Enrique Paris mengatakan bahwa meskipun ada peningkatan kasus COVID-19 sejak September, indikatornya telah stabil dalam dua minggu terakhir.
Kini, Chile telah mencatat tingkat positif 3,2 persen minggu ini, dibandingkan dengan 3,4 persen minggu lalu.
Chile telah mendaftarkan total 1.743.137 infeksi COVID-19 dan 38.117 kematian akibat virus itu sejauh ini.
Advertisement