Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara menembakkan apa yang mungkin merupakan rudal balistik pada Selasa 11Â Januari 2022, kata penjaga pantai Jepang.
Jika terbukti, ini merupakan peluncuran rudal kedua dalam waktu kurang dari seminggu setelah pemimpin negara tertutup itu mendesak militer untuk membuat lebih banyak kemajuan militer.
Baca Juga
Dilansir dari laman Channel News Asia, Selasa (11/1/2022), Militer Korea Selatan juga mengkonfirmasi peluncuran "proyektil tak dikenal", tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Advertisement
Pekan lalu, Korea Utara mengatakan pihaknya menembakkan "rudal hipersonik" yang berhasil mencapai target pada 5 Januari.
Uji coba yang diluncurkan oleh Korea Utara yang bersenjata nuklir menggarisbawahi janji Tahun Baru pemimpin Kim Jong-un untuk meningkatkan militer guna menghadapi situasi internasional yang tidak stabil di tengah pembicaraan yang terhenti dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Uji Coba Rudal
Uji coba terbaru dilakukan sehari setelah misi AS untuk PBB, yang diikuti oleh Prancis, Irlandia, Jepang, Inggris dan Albania, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam uji coba pekan lalu.
"Tindakan ini meningkatkan risiko salah perhitungan dan eskalasi serta menimbulkan ancaman signifikan bagi stabilitas regional," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dalam pernyataannya.
Tes semacam itu tidak hanya meningkatkan kemampuan Korea Utara, tetapi juga memperluas apa yang dapat ditawarkannya kepada klien dan dealer senjata ilegal di seluruh dunia, tambahnya.
"(Korea Utara) melakukan investasi militer ini dengan mengorbankan kesejahteraan rakyat Korea Utara," katanya.
Thomas-Greenfield mengulangi seruan agar Korea Utara kembali berunding dan meninggalkan rudal dan senjata nuklirnya.
"Tujuan kami tetap denuklirisasi Semenanjung Korea yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah," katanya.
Advertisement