Serangan Pasukan AS Tewaskan Pemimpin ISIS, PM Israel Ucapkan Selamat

PM Israel Naftali Benett mengucapkan selamat atas serangan pemimpin AS yang menewaskan pemimpin ISIS.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2022, 08:00 WIB
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berbicara di Bandar Udara Internasional Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel.(Xinhua/JINI/Yossi Zeliger)
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berbicara di Bandar Udara Internasional Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel.(Xinhua/JINI/Yossi Zeliger)

Liputan6.com, Yerusalem - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengucapkan selamat kepada Presiden Amerika Joe Biden atas serangan mematikan yang menewaskan pemimpin ISIS Abu Ibrahim Al Hashimi Al Qurayshi pekan lalu.

Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan dalam pembicaraan telpo itu Bennett menyampaikan pada Biden bahwa “berkat operasi berani pasukan Amerika itu, dunia kini menjadi tempat yang lebih aman.” Ditambahkan, kedua pemimpin juga membahas aktivitas militer Iran di Timur Tengah, dan upaya internasional untuk memblokir program nuklir Iran. Demikian seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (7/2/2022).

Israel dan Iran adalah musuh bebuyutan, dan Israel telah menyuarakan keprihatinan kepada Biden untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir internasional tahun 2015 yang dikenal sebagai JCPOA.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rencana JCPOA

Naftali Bennett terpilih sebagai perdana menteri Israel yang baru mengalahkan pertahana Benyamin Netanyahu (AFP)
Naftali Bennett terpilih sebagai perdana menteri Israel yang baru mengalahkan pertahana Benyamin Netanyahu (AFP)

Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau Rencana Aksi Komprehensif Gabungan adalah kesepakatan yang dicapai pada tahun 2015 di mana Iran setuju untuk menyudahi kegiatan nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sejumlah sanksi, termasuk sanksi ekonomi.

Pemerintah Amerika di bawah pemerintahan Donald Trump menarik diri dari perjanjian itu secara sepihak pada tahun 2018. Menanggapi hal itu, Iran melanjutkan kembali sebagian kegiatan nuklirnya dan pada Juli 2019 melanggar kesepakatan JCPOA dengan melampaui batas pengayaan uranium dan tingkat persediaan nuklirnya.

Iran memperkaya uranium hingga 60% dan memperluas persediaannya di luar batas yang diijinkan dalam JCPOA. 

Infografis 8 Fakta Covid-19 Varian Omicron:

Infografis 8 Fakta Covid-19 Varian Omicron
Infografis 8 Fakta Covid-19 Varian Omicron (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya