Liputan6.com, Yerusalem - Seorang pria Palestina berusia 21 tahun tewas pada Minggu 10 April malam usai bentrok dengan tentara Israel di dekat kota Betlehem, Tepi Barat, kata Kementerian Kesehatan Palestina. Mohammed Ghuneim terbunuh di kota al-Khader, selatan Betlehem, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Saksi mata mengatakan bahwa Ghuneim ditembak di punggung oleh tentara Israel dan meninggal di rumah sakit, seperti dikutip dari laman Xinhua, Senin (11/4/20220). Belum ada tanggapan dari tentara Israel.
Advertisement
Baca Juga
Pada Minggu kemarin, dua wanita Palestina juga dibunuh oleh tentara Israel dalam dua insiden terpisah di Tepi Barat selatan.
Media Israel melaporkan bahwa kedua wanita itu tewas ketika mereka mencoba untuk menikam tentara Israel. Seorang tentara Israel terluka ringan di bagian leher.
Ketegangan antara Israel dan Palestina telah meningkat selama beberapa minggu terakhir dan selama bulan puasa Ramadhan, terutama di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Palestina mendesak Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk menghentikan aksi militer Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur. Permintaan itu disampaikan utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour melalui memo resmi.
Mansour mengatakan kepada stasiun radio "Voice of Palestine" bahwa memo yang dikirim kepada Dewan Keamanan PBB, Sekjen PBB dan Presiden Majelis Umum PBB "untuk mencegah pelanggaran Israel di kota tersebut," yakni tindakan dan langkah yang baru saja dilakukan Israel terhadap Palestina selama bulan suci Ramadhan di Masjid Al-Aqsa dan Gerbang Damaskus di Yerusalem Timur.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aksi Bentrok Lainnya
Mansour menambahkan bahwa kejadian baru-baru ini di wilayah Palestina "akan dipaparkan secara detail selama sidang terbuka Dewan Keamanan yang membahas situasi " di Palestina pada 25 April.
Ia mengatakan bahwa misi Palestina akan menuntut dewan untuk mengemban tanggung jawab mereka "sekaligus menghentikan praktek ilegal otoritas Israel di Yerusalem Timur."
Sebelumnya, pemuda Palestina dan polisi Israel juga terlibat bentrok di Yerusalem untuk hari keempat berturut-turut.
Selain itu, enam warga Palestina juga ditangkap di dekat Gerbang Damaskus, menurut saksi mata pada Jumat (8/4/2022).
Dalam perang Timur Tengah Juni 1967, Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur yang kemudian menguasai wilayah itu. Ketiga wilayah itu diklaim oleh Palestina.
Rakyat Palestina telah berupaya untuk mendirikan sebuah negara Palestina berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Advertisement
Israel Tahan 20 Warga Palestina Rayakan Isra Miraj
Pada 28 Februari 2022, pasukan Israel menahan sedikitnya 20 warga Palestina dan menyerang jemaah yang berkumpul untuk merayakan hari raya umat Islam Isra Miraj di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Demikian aktivis dan media lokal melaporkan.
14 warga Palestina dilaporkan terluka, termasuk seorang anak, empat orang lainnya dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, menurut Bulan Sabit Merah Palestina yang mengumumkan pada Senin malam, saat mereka merayakan festival Muslim Isra Miraj.
Mengutip laporan Al Arabiya, video yang dibagikan oleh warga Palestina di media sosial menunjukkan pasukan Israel melemparkan gas air mata dan granat kejut ke kerumunan jemaah -- banyak anak dan bayi di antaranya. Serangan itu memicu kepanikan.
Satu video menunjukkan seorang perwira Israel mendorong seorang wanita muda ke tanah dan meninjunya, sebelum menyeretnya pergi dengan bantuan polisi lainnya.
Jemaah sejatinya berkumpul di dekat Masjid Al-Aqsa - situs tersuci ketiga dalam Islam dan tempat dari mana Nabi Muhammad dikatakan telah naik ke surga - pada hari Senin untuk merayakan hari libur Israa Miraj.
Upaya Diplomasi Palestina
Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada 27 Maret 2022 mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina harus diakhiri melalui solusi politik.
Selama pertemuan dengan Antony Blinken di kota Ramallah Tepi Barat, Abbas menekankan perlunya menyelesaikan semua masalah status permanen, demikian dikutip dari laman Xinhua.
Termasuk masalah pengungsi, dan pembebasan semua tahanan, di bawah naungan Kuartet Internasional dan di bawah resolusi internasional, lapor pejabat Palestina lewat kantor berita WAFA.
Abbas meminta AS untuk menerapkan komitmennya terhadap solusi dua negara dengan menghentikan serangan dan pemukiman Israel.
Harapannya juga melestarikan situasi historis di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, dan melarang tindakan sepihak Israel.
Abbas juga menuntut agar konsulat AS di Yerusalem Timur dibuka kembali, dan undang-undang AS yang menetapkan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sebagai "organisasi teroris yang mendorong hasutan" dicabut.
Abbas mengatakan kepada Blinken bahwa peristiwa terkini di Eropa menunjukkan "standar ganda yang mencolok, terlepas dari kejahatan pendudukan Israel," menurut laporan itu.
"Kelanjutan tindakan sepihak Israel akan segera mengarah pada pelaksanaan keputusan Dewan Pusat Palestina yang menyerukan penghentian komitmen untuk semua perjanjian yang ditandatangani dengan Israel," kata Abbas.
Advertisement