Kasus COVID-19 Hari Ini di Dunia Tembus 501 Juta dengan 6.188 Kematian

Kasus COVID-19 hari ini di dunia menembus 501.512.915.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 14 Apr 2022, 11:47 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2022, 11:30 WIB
COVID-19
Ilustrasi pandemi Corona | unsplash.com/@adamsky1973

Liputan6.com, Jakarta - Menurut data dari COVID-19 Dashboardby the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) di Johns Hopkins University (JHU), Kamis (14/4/2022), kasus COVID-19 hari ini di dunia menembus 501.512.915.

Sudah 6.188.577 kematian tercatat akibat infeksi COVID-19, dengan penambahan 136.432 kematian dalam 28 hari terakhir.

Sementara total vaksin COVID-19 yang sudah disuntikkan mencapai 11.129.301.590 dosis.

Korea Selatan terpantau masih berada di urutan pertama negara dengan penambahan kasus COVID-19 terbanyak dalam 28 hari terakhir. Sementara Amerika Serikat yang biasanya menempati posisi puncak kini berada di tempat ke sembilan.

Dalam 10 besar negara dengan penambahan kasus Virus Corona COVID-19 terbanyak 28 hari terakhir, sejumlah di antaranya berasal dari Asia. Berikut ini urutannya:

  1. Korea Selatan
  2. Jerman
  3. Vietnam
  4. Inggris
  5. Prancis
  6. Italia
  7. Australia
  8. Jepang
  9. Amerika
  10. Austria

Menurut urutan tersebut, tiga negara Asia tercatat dengan penambahan kasus terbanyak dalam 28 hari terakhir. Yakni Korea Selatan, Jepang dan Vietnam.

Sementara itu, mengutip situs World o Meter, Indonesia masih terpantau berada dalam urutan ketujuh negara dengan total kasus COVID-19 terbanyak di Asia.

Total kasus COVID-19 di Asia terpantau menembus 144.826.225, dengan penambahan 232.447 kasus baru. Sedangkan angka kematian total akibat infeksi Virus Corona itu tercatat 1.413.596, dengan penambahan 493 kematian baru.

Berikut ini urutan sepuluh negara di Asia dengan total kasus terbanyak:

  1. India
  2. Korea Selatan
  3. Turki
  4. Vietnam
  5. Iran
  6. Jepang
  7. Indonesia
  8. Malaysia
  9. Israel
  10. Thailand

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 Tahun Mati Suri Akibat Pandemi COVID-19, Geliat Pariwisata Asia Tenggara Mulai Bangkit

Ilustrasi Singapura
Ilustrasi Singapura (Dok.Unsplash/ Joshua Ang)

Dua tahun setelah pariwisata terhenti, para pelancong kembali ke Asia Tenggara setelah aturan karantina COVID-19 dicabut. Tetapi pemulihan akan lambat dan tidak merata.

Menurut data perusahaan perjalanan ForwardKeys, pemesanan penerbangan internasional ke Asia Tenggara pada akhir Maret 2022 lalu baru mencapai 38% dari tingkat pra-pandemi COVID-19. Kendati demikian dilaporkan terjadi peningkatan tajam selama tiga bulan terakhir, terutama di Singapura dan Filipina.

"Kami adalah yang pertama memotong semua birokrasi," kata Menteri Pariwisata Filipina Bernadette Romulo-Puyat seperti dikutip dari DW Indoneisa, Kamis (14/4/2022). 

"Wisatawan cukup senang karena setibanya di sini, mereka bebas bepergian," jelas Bernadette Romulo-Puyat.

Banyak negara di Asia Tenggara sudah membuka sektor pariwisata untuk para pelancong yang sudah vaksinasi COVID-19 dosis penuh. Para pelancong hanya perlu melakukan tes antigen cepat sebelum kedatangan dan saat tiba di tujuan, seperti misalnya di Indonesia.

Tapi beberapa negara masih memberlakukan aturan lebih ketat, misalnya Thailand, yang sebelum pandemi adalah tujuan wisata paling populer di kawasan.

Selengkapnya di sini...

PBB Sebut COVID-19 Picu 77 Juta Orang Masuk Jurang Kemiskinan Ekstrem

Kelemahan Virus Corona
Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Laporan PBB terbaru yang dirilis pada Selasa 12 April 2022 menyebut pandemi COVID-19 menjerumuskan 77 juta orang lebih banyak ke dalam jurang kemiskinan ekstrem tahun lalu. Banyak negara berkembang yang tidak bisa pulih karena ongkos pelunasan utang yang melumpuhkan – dan itu belum ditambah dampak perang Rusia Ukraina. 

Laporan itu menyatakan negara-negara kaya dapat menyokong pemulihan diri dari kemerosotan pandemi COVID-19 dengan jumlah pinjaman mencapai rekor dan suku bunga amat rendah.

Di sisi lain, negara-negara paling miskin menghabiskan miliaran dolar untuk melunasi utang mereka dengan menghadapi ongkos pinjaman yang jauh lebih tinggi, mencegah mereka menganggarkan perbaikan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan, perlindungan lingkungan dan upaya mengurangi ketidaksetaraan.

Menurut PBB, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (13/4/2022), 812 juta orang hidup dalam kemiskinan ekstrem – dengan penghasilan $1,9 per hari atau kurang – pada tahun 2019, dan pada 2021 di tengah pandemi angka itu meningkat hingga 889 juta orang.

Laporan PBB itu mengulas pembiayaan untuk mencapai tujuan pembangunan PBB tahun 2030, termasuk mengakhiri kemiskinan, memastikan pendidikan berkualitas bagi semua generasi muda, serta mencapai kesetaraan gender.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed mengatakan pada konferensi pers bahwa upaya itu “dilakukan pada saat-saat kritis bagi umat manusia. Sehingg menambah krisis yang semakin parah akibat serangan iklim terhadap sistem alam kita dan pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.”

Pasar Ramadhan Sydney Dibuka Lagi, Martabak Telur hingga Burger Unta Diburu

Ilustrasi Omicron XE
Ilustrasi varian Covid-19 terbaru Omicron XE/ copyright pexels.com

Setelah sempat dihentikan selama dua tahun karena awal pandemi COVID-19, acara Ramadhan Nights Lakemba di Australia digelar kembali.

Menurut wali kota setempat, diperkirakan ada 1 juta pengunjung yang akan datang ke pasar Ramadhan tersebut.

"Dari awalnya cuma satu jalan yang menjual makanan, Lakemba sekarang sudah menjadi tempat yang dikunjungi banyak orang sebagai tempat terbaik di Australia untuk merayakan dan merasakan suasana Ramadhan," kata Khal Asfour, wali kota Canterbury-Bankstown, yang membawahi kawasan Lakemba seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (12/4/2022).

Pasar Malam Ramadan yang digelar selama sebulan penuh ini merupakan salah satu kegiatan terbesar di Australia, yang berlangsung di kawasan Lakemba.

Lakemba adalah kawasan yang letaknya tidak jauh dari Sydney, ibu kota New South Wales. Kawasan ini dikenal dengan penduduknya memiliki latar belakang sangat beragam.

Pemilik akun Instagram @masak2dengannick yang banyak berbagi cerita soal makanan dan jajanan mengatakan kalau pasar malam di Lakemba menunjukkan keberagaman masyarakatnya.

"Pasar Ramadhan ini juga bagus untuk komunitas Islam, karena orang dari latar belakang yang berbeda-beda bisa mencicipi  makanan khas daerah lain di pasar tersebut," ujar content creator bernama Nick Molodysky yang tinggal di Sydney dan fasih berbahasa Indonesia.

"Contohnya, orang Islam dari Pakistan mungkin jarang makan martabak telur, atau orang Islam dari Indonesia juga bisa mencicipi makanan khas Pakistan," jelas Nick kepada Sastra Wijaya dari ABC Indonesia.

Selengkapnya di sini...

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya