Kehadiran Shinzo Abe ke Nara Baru Dikonfirmasi Semalam, Bagaimana Pelaku Bisa Tahu?

Shinzo Abe adalah perdana menteri terlama di Jepang dan mengundurkan diri pada tahun 2020 setelah masa jabatan kedua.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Jul 2022, 20:49 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2022, 17:03 WIB
PM Jepang Shinzo Abe saat konferensi pers bersama Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih (7/6) (AFP PHOTO)
PM Jepang Shinzo Abe saat konferensi pers bersama Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih (7/6) (AFP PHOTO)

Liputan6.com, Nara - Shinzo Abe adalah perdana menteri terlama di Jepang dan mengundurkan diri pada tahun 2020 setelah masa jabatan kedua.

Namun, dia masih memiliki pengaruh besar atas pemerintahan saat ini.

Misalnya ketika Rusia menginvasi Ukraina, Abe keluar dan mengatakan bahwa Jepang perlu meningkatkan upaya militer.

Berita kematian Abe sangat mengejutkan. Terutama disaat media pertama kali mendengar bahwa dia ditembak sekitar pukul 11.30 waktu setempat pagi ini di Kota Nara.

Jepang saat ini sedang melakukan pemilihan parlemen pada Minggu ini dan itulah sebabnya Abe turun ke jalan memberikan pidato mendukung salah satu kandidat di kota itu, demikian dikutip dari laman BBC, Jumat (8/7/2022).

Rupanya kunjungan itu baru dikonfirmasi tadi malam, sehingga bagaimana tersangka berhasil mengetahui hal ini dan mempersiapkannya masih menjadi pertanyaan.

Kekerasan semacam ini sangat jarang terjadi di Jepang.

Sesuai laporan media Jepang, Abe "tidak responsif" saat dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Medis Nara di Kota Kashihara.

Kemudian pada hari itu PM Jepang Fumio Kishida berbicara kepada pers tentang insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menginformasikan bahwa situasi mantan PM Jepang tetap menjadi 'situasi yang sangat serius' dan dia berdoa untuk kesembuhannya. Dia menyebut serangan itu "barbar" dan "berbahaya". 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Bom Atom Hiroshima
PM Jepang Shinzo Abe usai memimpin peringatan serangan bom atom di Hiroshima Peace Memorial Park, pusat kota Hiroshima, Selasa (5/8/2019). Pemerintah Jepang menggelar peringatan jatuhnya bom atom di Kota Hiroshoma 74 tahun lalu yang menandai berakhirnya Perang Dunia (PD) II. (Kyodo News via AP)

Motif Pembunuhan

Pelaku penembakan telah diidentifikasi, seseorang bernama Tetsuya Yamagami. Ia adalah pria berusia 41 tahun.

Tak lama, pria itu kemudian ditahan setelah penembakan karena percobaan pembunuhan. Demikian seperti dikutip dari laman NHK, Jumat (8/7/2022). 

Polisi telah menyita pistol di lokasi yang digunakan oleh tersangka. Senjata itu merupakan rakitannya sendiri.

Menurut Fuji TV, penembak Shinzo Abe adalah mantan personel Pasukan Bela Diri Maritim Jepang. Dia telah bertugas hingga 2005. Namun, pejabat belum membuat pengumuman resmi soal itu.

Ketika insiden tersebut terjadi, Abe sedang memberikan pidato untuk kampanye pemilihan kandidat Partai Demokrat Liberal yang kemudian ditembak dari jarak dekat.

Meskipun ada banyak spekulasi yang beredar, para pejabat belum dapat memastikan apa yang menyebabkan insiden ini.

Menurut NHK, pria bersenjata itu mengatakan kepada penyelidik bahwa dia tidak puas dengan pemerintahan selama kepemimpina Abe perdana dan berniat membunuhnya.


Ditembak dari Belakang

Shinzo Abe, Mantan PM Jepang yang Meninggal Usai Ditembak Saat Pidato Kampanye
File foto pada 25 September 2017, Shinzo Abe yang masih menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang berbicara selama konferensi pers di kediaman resmi perdana menteri di Tokyo. Sejumlah media memberitakan bahwa Shinzo Abe meninggal dunia, setelah sebelumnya mengalami gagal jantung akibat akibat penembakan di Nara pada Jumat, 8 Juli 2022. (AP Photo/Shizuo KambayashiK, File)

Dua wanita yang menyaksikan kejadian tersebut mengatakan kepada NHK bahwa pria tersebut mendekati Abe dari belakang saat dia menyampaikan pidatonya. Suara tembakan pertama terdengar, dan tampaknya tidak ada yang terluka, kata para saksi mata. Ketika tembakan kedua ditembakkan, Abe jatuh ke tanah dan orang-orang bergegas untuk menyelamatkannya.

Dalam pengakuan saksi mata, usai Shinzo Abe ditembak, terlihat kemeja yang dikenakannya ada noda darah di bagian dada. Lalu sejumlah orang menekan luka Abe dan seperti tengah memberi bantuan pernapasan CPR.

Mantan PM Jepang yang berusia 67 tahun itu terlihat dalam foto sudah pingsan, tak sadarkan diri.

Foto lain yang beredar dari lokasi kejadian di media sosial, menunjukkan bahwa Shinzo Abe kemudian dilarikan ke rumah sakit.

Sebelumnya, saksi mata juga menyebut Abe terlihat berdarah, serta ada dua suara tembakan. Abe saat itu sedang pidato untuk seorang kandidat partainya. 

Lokasi berada di dekat Stasiun Yamatosaidaiji, Nara.


Kritis Tak Ada Tanda Vital

Foto diduga pelaku penembakan eks PM Jepang Shinzo Abe. (Source: Twitter/ @Global_Mil_Info)
Foto diduga pelaku penembakan eks PM Jepang Shinzo Abe. (Source: Twitter/ @Global_Mil_Info)

Mengutip NDTV dari laporan media lokal, mantan PM Jepang itu dilaporkan tidak menunjukkan tanda-tanda vital setelah ditembak di sebuah acara kampanye di wilayah Nara pada hari Jumat.

NHK dan Kyodo sama-sama melaporkan Abe dibawa ke rumah sakit dan tampaknya mengalami cardo-respiratory arrest--istilah yang digunakan di Jepang untuk menunjukkan tidak ada tanda-tanda vital, dan umumnya mendahului sertifikasi formal kematian oleh koroner.

Beberapa media melaporkan bahwa Shinzo Abe ditembak tampaknya dari belakang, kemungkinan dengan senapan. NHK melaporkan bahwa seorang pria telah ditangkap, meskipun tidak ada rincian lebih lanjut.

Mantan pemimpin Jepang itu telah menyampaikan pidato singkat di sebuah acara menjelang pemilihan majelis tinggi hari Minggu ketika suara tembakan terdengar, kata penyiar nasional NHK dan kantor berita Kyodo.

Baik Liberal Democratic Party (LDP) maupun polisi setempat tidak dapat segera mengkonfirmasi laporan tersebut.

Abe, perdana menteri terlama di Jepang, menjabat pada tahun 2006 selama satu tahun dan sekali lagi dari 2012 hingga 2020.

Infografis Jepang Peringatkan Potensi Teror di Asia Tenggara. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jepang Peringatkan Potensi Teror di Asia Tenggara. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya