Liputan6.com, Canberra - Promosi budaya di sekolah-sekolah Australia terus digencarkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra.
Pada Senin 16 Agustus 2022, KBRI Canberra mendatangkan seniman Indonesia untuk memberi pelatihan menari yang disebut Joged Pancer dan bermain musik Talempong. Acara bertajuk "one day workshop on Indonesian modern dance and music" ini diselenggarakan di Canberra Grammar School, Australia.
Baca Juga
Joged Pancer merupakan seni gerak tubuh yang merupakan seni tari improvisasi. Tari ini dikembangkan berdasarkan kesadaran bahwa tubuh manusia bersifat holistik karena juga merangkum berbagai elemen seperti pikiran, fisik dan rasa. Segalanya saling terkait dan terkoneksi antara satu dengan yang lainnya.
Advertisement
Joged Pancer juga merupakan laku tubuh dalam mencari dan menyadari bahwa tubuh memiliki kesadaran terhadap segala perubahan internal maupun eksternal di luar tubuh itu sendiri.
Selain Joged Pancer, seperti juga dikutip dari keterangan tertulis KBRI Canberra, Rabu (17/8/2022), siswa juga berlatih musik Suling dan Talempong khas Indonesia.
Talempong merupakan alat musik yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Talempong biasanya dimainkan dalam acara adat di Minangkabau. Alat musik ini merupakan pelengkap dalam berbagai acara adat.
Dalam pelatihan di Canberra, Talempong dimainkan secara modern dan beradaptasi dengan situasi kekinian.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
60 Siswa Ikuti Pelatihan
Sebanyak 60 orang siswa mengikuti pelatihan menari dan bermusik khas Indonesia.
Siswa dibagi dalam dua kelompok di mana masing-masing kelompok belajar menari dan bermain musik secara bergantian. Pelatihan menari dipimpin oleh Andika Ananda yang merupakan seniman tari asal Malang.
Sementara pelatihan musik dipimpin oleh Jaeko Siena yang merupakan seniman asal Bandar Lampung. Jaeko merupakan alumni ISI Yogyakarta jurusan Etnomusikologi. Kedua seniman ini terhimpun dalam kelompok seni budaya Kultura Collectiva.
Selama kurang lebih 3 jam, para siswa diajarkan memainkan alat musik Suling dan Talempong pada kelas musik. Sementara untuk kelas menari para siswa diajarkan olah tubuh Joged Pancer.
Setelah selesai pelatihan, para peserta diberi kesempatan untuk menunjukkan kebolehannya di depan para siswa yang lain. Sehingga hasil pelatihan sudah dapat dinikmati dalam sebuah pertunjukan seni sekolah.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Daya Tarik untuk Anak di Australia
Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, KBRI Canberra sengaja mendatangkan pelatih tari dan musik ke sekolah untuk mengenalkan budaya Indonesia yang kreatif dan adaptif terhadap perkembangan jaman kepada para siswa Australia.
Selama ini warga Australia memahami budaya Indonesia sebagai budaya tradisional, padahal saat ini telah banyak seniman-seniman muda Indonesia yang mencoba memodernisasi budaya Indonesia.
Dalam promosi budaya ke sekolah, Mukhamad Najib mengaku melakukannya secara simultan dengan promosi bahasa Indonesia.
"Tari kreatif yang diajarkan oleh Andika lebih merdeka dari tradisionalisme. Dapat dikatakan tari ini adalah bagian dari budaya pop Indonesia. Dengan mengenalkan hal ini kami berharap dapat memberikan daya tarik kepada anak-anak muda Australia terhadap budaya Indonesia. Dan berikutnya kami berharap mereka juga tertarik untuk belajar bahasa Indonesia”, jelas Najib.
Para Siswa Suka Hal Kreatif
Guru bahasa Indonesia di Canberra Grammar School, Katherine, mengatakan sangat penting mendatangkan seniman-seniman muda Indonesia ke sekolah-sekolah di Australia.
"Para siswa sangat suka dengan hal-hal kreatif. Jika pemerintah Indonesia mengadakan roadshow budaya ke sekolah-sekolah dengan membawa seniman muda yang dinamik dan modern pasti siswa-siswa senang. Seperti hari ini, para siswa sangat antusias mengikuti pelatihan menari dan bermusik Indonesia", tutur Katherine.
Advertisement