Liputan6.com, Jakarta - Peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai pada Selasa (11/10) kembali ke negara asalnya, Pakistan, untuk menemui para korban banjir, 10 tahun setelah upaya pembunuhan terhadap dirinya dilakukan oleh Taliban.
Kunjungannya – yang kedua sejak dia diterbangkan ke Inggris untuk perawatan yang menyelamatkan jiwanya – dilakukan ketika ribuan orang melancarkan protes di kota kelahirannya, di mana pengaruh kelompok militan yang sama kembali meningkat, dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (13/10/2022).
Advertisement
Yousafzai baru berusia 15 tahun ketika Taliban Pakistan – sebuah kelompok independen yang memiliki ideologi yang sama dengan Taliban Afghanistan – menembak kepalanya karena kampanyenya untuk pendidikan bagi anak perempuan.
Advertisement
Pada Selasa (11/10), dua hari setelah peringatan 10 tahun serangan itu, dia mendarat di Karachi. Dari kota itu dia akan melakukan perjalanan ke daerah-daerah yang hancur oleh banjir akibat hujan lebat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kunjungan Malala bertujuan “untuk membantu menarik perhatian internasional terfokus pada dampak banjir di Pakistan dan meningkatkan bantuan kemanusiaan yang kritis,” kata organisasinya, Malala Fund, dalam sebuah pernyataan.
Bencana banjir membuat sepertiga wilayah Pakistan terendam air, menelantarkan delapan juta orang, dan menyebabkan kerugian senilai US$ 28 miliar.
Malala Menikah
Peraih Nobel Perdamaian dan aktivis pendidikan yang pernah ditembak di kepala oleh militan Taliban, Malala Yousafzai menikah. Ia mengumumkan pernikahannya melalui akun media sosial Twitter.
Juru kampanye hak asasi manusia Pakistan berusia 24 tahun yang ditembak oleh Taliban karena berani menyuarakan pendidikan, memposting gambar di Twitter tentang pernikahannya pada Selasa 10 November 2021 dengan sang suami, Asser Malik dan keluarganya.
"Hari ini menandai hari yang berharga dalam hidup saya," tulis Malala Yousafzai yang dikutip dari AP News, Rabu (10/11/2021).
"Asser dan saya mengikat janji untuk menjadi partner seumur hidup. Kami merayakan upacara pernikahan kecil-kecilan di rumah di Birmingham bersama keluarga kami. Mohon kirimkan doa-doa Anda kepada kami. Kami bersemangat untuk berjalan bersama ke masa depan."
Akun Twitter yang berisi pengumuman Malala Yousafzai menikah dibanjiri dengan ekspresi niat baik atas pernikahan mereka.
Suami Malala, Asser Malik adalah general manager of high performance di Dewan Kriket Pakistan.
Mengutip CNN, pengumuman pernikahan Malala telah diumumkan olehnya via Instagram lebih dahulu pada Selasa 9 November.
Advertisement
Sekilas Kisah Malala Yousafzai Jadi Korban Penembakan Taliban
Malala Yousafzai menjadi sasaran Taliban karena keberatannya yang tak henti-hentinya terhadap interpretasi regresif kelompok tersebut tentang Islam yang membatasi akses anak perempuan ke pendidikan. Dia ditembak saat pulang dari sekolah di Lembah Swat Pakistan pada tahun 2012.
Dia pergi ke kota Inggris Birmingham untuk perawatan medis dan keluarganya akhirnya bergabung dengannya. Dia kembali ke sekolah sesegera mungkin tetapi terus berkampanye untuk hak atas pendidikan bagi orang lain.
Yousafzai menjadi penerima Nobel termuda ketika dia berbagi Hadiah Perdamaian 2014 dengan aktivis hak anak-anak India Kailash Satyarthi atas pekerjaan mereka atas nama anak-anak dan hak-hak pendidikan.
Dia lulus dari Universitas Oxford pada tahun 2020.