AS: Iran Jadi Penyokong Militer Utama Rusia dalam Perang Ukraina

Hubungan Rusia dan Iran telah menghangat menjadi kemitraan pertahanan yang sepenuhnya matang, kata AS.

oleh Hariz Barak diperbarui 10 Des 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 10 Des 2022, 13:00 WIB
Seorang prajurit Ukraina menerbangkan drone selama operasi melawan posisi Rusia di lokasi yang dirahasiakan di wilayah Donetsk, Ukraina, Minggu, 4 Desember 2022. (Roman Chop/AP)
Seorang prajurit Ukraina menerbangkan drone selama operasi melawan posisi Rusia di lokasi yang dirahasiakan di wilayah Donetsk, Ukraina, Minggu, 4 Desember 2022. (Roman Chop/AP)

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan Rusia dan Iran telah menghangat menjadi kemitraan pertahanan yang sepenuhnya matang, kata Amerika Serikat.

Rusia memberikan tingkat dukungan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya, kata juru bicara dewan keamanan nasional AS John Kirby.

AS telah melihat laporan bahwa kedua negara sedang mempertimbangkan produksi bersama drone mematikan, tambahnya.

Kerja sama antara Rusia dan Iran telah disorot baru-baru ini, dengan Ukraina menuduh Rusia menggunakan drone Iran dalam serangannya, demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (10/12/2022).

Iran awalnya membantah mengirim drone ke Rusia, tetapi kemudian mengakui telah memasok beberapa sebelum invasi Ukraina.

Kirby mengatakan bahwa kemitraan antara Iran dan Rusia untuk memproduksi drone akan berbahaya bagi Ukraina, tetangga Iran, dan komunitas internasional.

"Rusia berusaha untuk berkolaborasi dengan Iran di bidang-bidang seperti pengembangan senjata, pelatihan," katanya, seraya menambahkan bahwa AS khawatir bahwa Rusia bermaksud untuk "memberi Iran komponen militer canggih" termasuk helikopter dan sistem pertahanan udara.

"Iran telah menjadi pendukung militer utama Rusia ..." Katanya. "Rusia telah menggunakan drone Iran untuk menyerang infrastruktur energi, merampas jutaan orang Ukraina dari listrik, panas, layanan penting. Orang-orang di Ukraina saat ini sebenarnya sekarat akibat tindakan Iran."

 

Inggris: Mereka Mengancam Keamanan Global

Pelatihan Militer Rekrutan Rusia untuk Perang Lawan Ukraina
Seorang rekrutan menembakkan senapan mesin saat pelatihan militer di lapangan tembak di wilayah Krasnodar, Rusia, 21 Oktober 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa waktu lalu mengumumkan mobilisasi militer parsial. Akan ada 300.000 tentara cadangan dikirim berperang ke Ukraina. (AP Photo)

Menanggapi komentar Mr Kirby, Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan bahwa Iran telah menjadi salah satu pendukung militer utama Rusia dan bahwa hubungan di antara mereka mengancam keamanan global.

"Kesepakatan kotor" antara kedua negara telah membuat Iran mengirim ratusan drone ke Rusia, katanya.

"Sebagai imbalannya, Rusia menawarkan dukungan militer dan teknis kepada rezim Iran, yang akan meningkatkan risiko yang ditimbulkannya kepada mitra kami di Timur Tengah dan keamanan internasional," tambahnya.

Dia mengatakan Inggris setuju dengan AS bahwa dukungan Iran untuk militer Rusia akan tumbuh dalam beberapa bulan mendatang ketika Rusia mencoba untuk mendapatkan lebih banyak senjata, termasuk ratusan rudal balistik.

 

Ukraina Tuduh Iran Bantu Rusia

Ukraina Hadapi Suramnya Musim Dingin
Foto ini menunjukkan pusat kota saat pemadaman listrik setelah serangan roket Rusia di Kiev, Ukraina, Rabu (23/11/2022). Pemadaman pasokan listrik juga membuat pembangkit nuklir dan jaringan internet offline dan meluas di negara tetangga Moldova. (AP Photo/Andrew Kravchenko)

Ukraina menuduh Iran memasok Rusia dengan drone "kamikaze" yang digunakan dalam serangkaian serangan yang menewaskan sedikitnya delapan orang pada 17 Oktober.

Iran awalnya membantah hal ini, tetapi kemudian mengakui mengirim "sejumlah terbatas" drone ke Rusia, "berbulan-bulan" sebelum perang di Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan ini bohong dan bahwa Ukraina menembak jatuh sekitar 10 drone Iran sehari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya