Liputan6.com, Astana - Kondisi penderitaan sebuah kota di Kazakhstan yang dibiarkan tanpa pemanas selama lebih dari seminggu, di tengah suhu dingin yang mencapai minus 30 derajat Celcius, telah memicu kemarahan masyarakat. Hal itu juga menyoroti kondisi infrastruktur era Soviet yang menyedihkan di negara itu.
Mengutip laporan VOA Indonesia, Minggu (11/12/2022), bulan ini Kota Ekibastuz di timur laut yang berpenduduk sekitar 150 ribu orang, menjadi neraka es. Situasi itu menyoroti konsekuensi yang mengerikan akibat gangguan listrik pada musim dingin. Hal itu terjadi ketika negara-negara Eropa mengalami kelangkaan energi akibat serangan Moskow ke Ukraina.
Baca Juga
Ekibastuz adalah rumah bagi kamp penjara era Soviet di mana penulis Alexander Solzhenitsyn dipenjara antara 1950 dan 1953.
Advertisement
Kamp itu menjadi inspirasi untuk novel klasik Solzhenitsyn "Suatu Hari dalam Kehidupan Ivan Denisovich."
Gambar-gambar yang disiarkan di Kazakhstan dalam beberapa hari terakhir menunjukkan es panjang terbentuk di dalam apartemen, sementara penduduk membakar apa pun yang bisa mereka temukan untuk menghangatkan diri.
Tim-tim bekerja siang dan malam untuk memperbaiki pipa-pipa air yang pecah karena dingin. Pada 28 November, pihak berwenang mengumumkan keadaan darurat di Ekibastuz setelah kerusakan pada pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang mengakibatkan beberapa distrik tak mendapat aliran listrik listrik dan pemanas.
Keadaan darurat dicabut pada Kamis 8Â Desember 2022, dan situasinya berangsur-angsur membaik, tetapi masalah tersebut telah memicu kemarahan di seluruh negeri.
Dimash Kudaibergen, seorang penyanyi Kazakh terkenal yang punya hampir 4 juta pengikut di Instagram, mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab harus membayar "air mata ibu-ibu yang ditinggalkan di jalanan."
"Saya percaya bahwa semua pelaku, dimulai dengan kepala pembangkit listrik harus dimintai pertanggungjawaban dan menjalani hukuman mereka di penjara tanpa pemanas," kata Dimash.
Sistem energi Kazakhstan, warisan dari Uni Soviet, masih tidak memadai terlepas dari berbagai investasi.
Menurut data pemerintah, pembangkit listrik tenaga pemanas rata-rata dibangun lebih dari 60 tahun lalu di bawah pemimpin Soviet Nikita Khrushchev.
Â
Kazakhstan Perdana Punya 2 Capres Perempuan
Bicara soal Kazakhstan, pada Pilpres 2022Â merupakan pemilihan pemimpin ketujuh sejak kemerdekaan Kazakhstan pada 1991.
Kali ini, terdapat enam kandidat presiden yang dicalonkan, dua di antaranya adalah perempuan, yaitu Qaraqat Abden yang mewakili "National Allience of Professional Social Workers" dan Saltanat Tursynbekova yang mewakili "Kzakh Mothers - The Way to Tradition".
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah Kazakhstan, dua kandidat perempuan mencalonkan diri sebagai presiden," ujar Dubes Daniyar.
Menurut pernyataan resminya, ini adalah langkah yang penting dalam perkembangan demokrasi Kazakhstan.
"Selama bertahun-tahun, kami telah mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan kesetaraan gender dan mempromosikan peran perempuan dalam bisnis dan politik," ujar Daniyar kepada para wartawan.
Advertisement
6 Fakta Menarik Kazakhstan, Tanah Perawan Pecahan Uni Soviet
Kazakhstan merupakan negara terbesar di Asia Tengah yang beribu kota di Astana. Sebelumnya, negara berpenduduk 18.985.000 jiwa menurut data sensus 2022 itu berganti-ganti ibu kota, dari Nur-Sultan, Aqmola, hingga Tselinograd yang berada di tengah utara negara tersebut.
Negara pecahan Uni Soviet tersebut memiliki luas wilayah 2,725 kilometer persegi. Kazakhstan berbatasan dengan Rusia di barat laut dan utara, Cina di timur; Kirgistan, Uzbekistan, dan Laut Aral di selatan; serta Laut Kaspia di barat daya.
Dikutip dari au.edu, wilayah Kazak dihuni oleh suku-suku nomaden sebelum dikuasai Kekaisaran Rusia pada abad ke-19. Setelah revolusi Rusia pada 1917 dan pembentukan Uni Soviet, perang saudara meletus di wilayah tersebut dengan berbagai upaya untuk menyatukan orang-orang di wilayah tersebut. Akhirnya, Republik Sosialis Soviet Kazakh dibentuk pada 1936.
Setelah Uni Soviet goyah, negara itu mendeklarasikan kemerdekaannya pada 16 Desember 1991. Selain itu, masih banyak hal menarik lainnya dari negara berjuluk 'tanah perawan' lantaran banyak wilayah yang belum tersentuh sama sekali itu. Berikut enam fakta menarik Kazakhstan yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu, 19 Oktober 2022.
Dubes Fadjroel Rachman Beri Surat Kepercayaan ke Presiden Kazakhstan Saat Suhu Minus 7
Sementara itu, Duta Besar (Dubes) Fadjroel Rachman telah menyerahkan surat kepercayaan (Letter of Credence) kepada Presiden Republik Kazakhstan, H.E. Mr. Kasyim Jomart Tokayev. Saat itu, 21 Februari 2022, suhu minus 7 derajat celcius yang menyelimuti Kota Nur-Sultan.
Upacara penyerahan surat kepercayaan tersebut berlangsung khidmat dan lancar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan selama masa pandemi COVID-19. Dalam pertemuan tersebut, Dubes Fadjroel Rachman menyampaikan salam hormat dari Presiden Joko Widodo kepada Presiden Kasyim Jomart Tokayev.
Selain itu juga dijelaskan tentang upaya diplomasi yang akan dilakukan selama bertugas di Kazakhstan.
"Upaya kami sebagai Duta Besar, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kerjasama dalam segala bidang, termasuk diplomasi ekonomi sebesar 70-80%," ucap Dubes Fadjroel dalam pernyataannya seperti tertuang dalam keterangan tertulis dari KBRI Nur Sultan, yang diterima Selasa (22/2/2022).
Pada kesempatan yang sama, Dubes Fadjroel Rachman juga memaparkan tentang upaya untuk semakin menggiatkan Pencak Silat di Kazakhstan. "Salah satu kekayaan budaya yang akan kami bawa sebagai lokomotif budaya Indonesia adalah Pencak Silat".
Â
Advertisement