China Hapus Aturan Karantina untuk Kedatangan Luar Negeri Mulai 8 Januari

China berencana menghapus aturan karantina untuk mereka yang datang dari luar negeri.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 27 Des 2022, 07:31 WIB
Diterbitkan 27 Des 2022, 07:31 WIB
Penerbangan dari Kota Pusat Wabah Virus Corona Ditutup
Penerbangan dari Wuhan Ditutup: Pelancong berjalan melintasi papan informasi tentang penerbangan dari Wuhan telah dibatalkan di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing pada Kamis (23/1/2020). China menangguhkan semua transportasi dari dan ke kota pusat penyebaran virus corona. (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Beijing - China akan menghapus aturan karantina untuk kedatangan dari luar negeri mulai 8 Januari, otoritas kesehatan mengumumkan Senin (27 Desember). Ini terjadi setelah hampir tiga tahun pembatasan perbatasan pandemi yang ketat.

Dilansir Channel News Asia, Selasa (27/12/2022), Komisi Kesehatan Nasional (NHC) mengumumkan langkah-langkah penahanan yang diturunkan untuk COVID-19 dalam pemberitahuan online, menambahkan bahwa para pelancong hanya memerlukan tes reaksi berantai polimerase (PCR) yang dilakukan 48 jam sebelum penerbangan untuk memasuki China.

Pengumuman tersebut adalah langkah terbaru Beijing untuk melonggarkan rezim nol-COVID, setelah tiba-tiba membatalkan pengujian wajib dan lockdown pada awal bulan ini.

"Menurut undang-undang karantina kesehatan nasional, tindakan karantina penyakit menular tidak akan lagi diambil terhadap pelancong dan barang yang masuk," kata Komisi Kesehatan Nasional.

"Orang-orang harus melakukan tes PCR dalam 48 jam sebelum tiba di China," kata pemberitahuan itu, seraya menambahkan bahwa pembatasan jumlah penerbangan internasional juga akan dihapuskan.

Langkah-langkah tersebut akan berlaku mulai 8 Januari, ketika COVID-19 akan diturunkan dari tingkat teratas penyakit menular, Kelas A, ke tingkat kedua Kelas B, kata NHC dalam pemberitahuan terpisah pada Senin.

Aturan Pembatasan Ketat

China Longgarkan Pembatasan Covid-19, Aktivitas Bisnis Kembali Dibuka
Seorang perempuan dan anak-anak yang memakai masker berjalan di dekat area tertutup di Beijing, China, Jumat (2/12/2022). Lebih banyak kota melonggarkan pembatasan, memungkinkan pusat perbelanjaan, supermarket, dan bisnis lainnya dibuka kembali menyusul protes akhir pekan lalu di Shanghai dan daerah lain di mana beberapa orang menyerukan Presiden Xi Jinping untuk mengundurkan diri. (AP Photo/Ng Han Guan)

Tidak seperti sebagian besar negara lain di dunia di mana orang telah beralih untuk hidup dengan pandemi, China hingga saat ini mempertahankan pembatasan yang keras dan sebagian besar menutup diri.

Sejak Maret 2020, semua penumpang yang tiba di negara tersebut harus menjalani setidaknya dua minggu karantina wajib terpusat, kemudian ditingkatkan menjadi tiga minggu.

Langkah-langkah tersebut sangat mengganggu pariwisata internasional dan perjalanan bisnis, yang semakin menghambat ekonomi negara yang terpukul COVID.

Kondisi hotel karantina yang tidak merata, pembatasan visa yang ketat, dan harga tiket pesawat yang tinggi yang disebabkan oleh rute internasional yang sangat berkurang juga memicu eksodus massal ekspatriat dari negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Pelonggaran Aturan

Kerabat pasien COVID-19 membawa kertas persembahan untuk dibakar di Rumah Duka Gaobeidian di Provinsi Hebei, China utara, Kamis, 22 Desember 2022. (AP)
Kerabat pasien COVID-19 membawa kertas persembahan untuk dibakar di Rumah Duka Gaobeidian di Provinsi Hebei, China utara, Kamis, 22 Desember 2022. (AP)

Namun awal tahun ini, China sedikit melonggarkan pembatasan visa, mengizinkan kerabat langsung warga negara China untuk mengajukan visa reuni keluarga.

Peningkatan jumlah pemimpin dunia juga telah berkunjung sejak Olimpiade Musim Dingin Beijing pada bulan Februari.

China Setop Terbitkan Data Infeksi Harian

China Kewalahan Bergulat dengan Gelombang COVID-19
Kerabat berkumpul dekat tempat tidur pasien yang sakit di unit gawat darurat Rumah Sakit Rakyat Langfang No.4, Kota Bazhou, Provinsi Hebei, China, 22 Desember 2022. China melaporkan kurang dari 4.000 kasus COVID-19 lokal bergejala baru secara nasional pada 22 Desember, dan tidak ada kematian akibat COVID-19 baru selama tiga hari berturut-turut. (AP Photo/Dake Kang)

China telah berhenti menerbitkan data harian COVID-19. Langkah ini menambah kekhawatiran bahwa kepemimpinan negara tersebut mungkin menyembunyikan informasi negatif tentang pandemi setelah pelonggaran pembatasan.

National Health Commission (NHC) atau Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak akan lagi mempublikasikan data setiap hari mulai Minggu 25 Desember 2022, dan bahwa "mulai sekarang, CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) China akan merilis informasi COVID yang relevan untuk referensi dan penelitian."

Selengkapnya di sini...

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya