China-Rusia Makin Mesra, Putin Nantikan Kunjungan Xi Jinping Tahun Depan

Presiden Putin menantikan kunjungan dari Xi Jinping pada tahun depan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 31 Des 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 31 Des 2022, 09:00 WIB
Xi Jinping dan Vladimir Putin bertemu.
Xi Jinping dan Vladimir Putin bertemu. (AFP)

Liputan6.com, Moskow - Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa hubungan antara China dan Rusia mencapai fase terbaik dalam sejarah. 

Kepada rekannya dari China, yakni Presiden Xi Jinping, Putin mengatakan komitmennya untuk mempererat kerja sama militer antara Rusia dan China. 

Dilansir Al Jazeera, Jumat (30/12/2022), kedua pemimpin berbicara melalui tautan video pada hari Jumat, dan Putin mengatakan dia mengharapkan Xi untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow pada tahun 2023. Jika itu terjadi, itu akan menjadi pertunjukan publik solidaritas oleh Beijing di tengah kampanye militer Moskow yang gagal.

Dalam sambutan pengantar dari siaran konferensi video di televisi pemerintah, Putin mengatakan: "Kami mengharapkan Anda, Tuan ketua yang terhormat, sahabat, kami mengharapkan Anda pada musim semi mendatang dalam kunjungan kenegaraan ke Moskow."

Dia mengatakan kunjungan itu akan "menunjukkan kepada dunia kedekatan hubungan Rusia-China".

Berbicara selama sekitar delapan menit, Putin mengatakan hubungan Rusia-Tiongkok semakin penting sebagai faktor stabilisasi, dan bahwa ia bertujuan untuk memperdalam kerja sama militer antara kedua negara.

Dalam tanggapan yang berlangsung sekitar seperempatnya, Xi mengatakan China siap untuk meningkatkan kerja sama strategis dengan Rusia dengan apa yang disebutnya sebagai situasi "sulit" di dunia pada umumnya.

Pemasok Minyak

Presiden Rusia Vladimir Putin menerima kedatangan Presiden China Xi Jinping di Samarakand, Uzbekistan. (Foto: Alezandr Demyanmchuk/AFP)
Presiden Rusia Vladimir Putin menerima kedatangan Presiden China Xi Jinping di Samarakand, Uzbekistan. (Foto: Alezandr Demyanmchuk/AFP)

Putin juga mengatakan Rusia telah menjadi salah satu pemasok minyak dan gas utama China.

“Rusia telah menjadi salah satu pemimpin dalam ekspor minyak ke China”, dengan 13,8 miliar meter kubik gas dikirim melalui pipa Power of Siberia dalam 11 bulan pertama tahun 2022.

Putin menambahkan bahwa Rusia adalah pemasok gas pipa terbesar kedua di China dan gas alam cair (LNG) terbesar keempat. Dia mengatakan pada bulan Desember, pengiriman telah 18 persen di atas kewajiban kontrak harian.

Hubungan China dan Rusia Makin Dekat

Presiden China Xi Jinping (kiri) berjabat tangan erat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam sebuah pertemuan di Moskow (Xinhua)
Presiden China Xi Jinping (kiri) berjabat tangan erat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dalam sebuah pertemuan di Moskow (Xinhua)

China dan Rusia semakin dekat dalam beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari apa yang mereka sebut hubungan "tanpa batas" yang bertindak sebagai penyeimbang dominasi global Amerika Serikat.

Mengenai hal itu, diplomat top China yang bertugas di Rusia memberikan pujian tinggi terhadap hubungan Tiongkok dan Rusia. Kepercayaan politik kedua negara dinilai semakin mendalam.

Sentimen itu diungkap oleh Charge d'Affaires China di Rusia, Sun Weidong.

"Relasi China-Rusia telah bergerak menuju era baru perkembangan yang cepat selama 10 tahun terakhir. Pada zaman kooperasi dan kemitraan strategis komprehensif ini, kami tak hanya mampu mempertahankan level tinggi (kerja sama) di bawah tuntunan kepala negara kami, tetapi juga memperdalamnya," ujar Sun Weidong, dikutip media pemerintah Rusia, TASS.

Interaksi Ekonomi Meningkat

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Samarkand pada 15 September 2022. (Foto: Sputnik/Alexandr Demyanchuk via AFP)
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Samarkand pada 15 September 2022. (Foto: Sputnik/Alexandr Demyanchuk via AFP)

Ia juga mencatat bahwa Beijing dan Moskow secara persisten menggenjot interaksi ekonomi, dagang, serta budaya. Pihak China turut mengapresiasi dukungan Rusia kepada China terkait isu Taiwan dan pelanggaran HAM Xinjiang.

Sementara, China menyebut telah bersikap "secara objektif" terkait invasi Rusia di Ukraina.

"Negara kita selalu mendukung satu sama lain dalam berbagai isu terkait kepentingan mereka, secara erat berkooperasi di panggung internasional. Rusia telah mengadvokasi posisi-posisi China pada sejumlah isu terkait Taiwan, Hong Kong, dan Xinjiang. China pada gilirannya telah secara objektif dan imparsial menilai masalah-masalah yang Rusia hadapi terkait Ukraina," ujar Sun Weidong.

Infografis Ragam Tanggapan Indonesia Kemungkinan Lepas Status Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Tanggapan Indonesia Kemungkinan Lepas Status Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya