Zelenskyy Tunjuk Kepala Staf Umum Baru untuk Tingkatkan Efektivitas Tempur Ukraina

Sementara itu, Oleksandr Syrskyi tetap menjabat sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 17 Mar 2025, 17:02 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2025, 17:02 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama wawancara dengan FOX News Channel di Washington, Jumat (28/2/2025).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama wawancara dengan FOX News Channel di Washington, Jumat (28/2/2025). (Dok.  AP/Jose Luis Magana)... Selengkapnya

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Minggu (16/3/2025) menunjuk Andrii Hnatov sebagai kepala staf umum angkatan bersenjata Ukraina yang baru, saat negara itu berupaya melakukan restrukturisasi dan memperkuat militernya sementara terlibat dalam pertempuran di wilayah Kursk, Rusia, dan menghadapi tekanan yang semakin besar di Donetsk.

Hnatov menggantikan Anatoliy Barhylevych, yang memegang posisi tersebut sejak Februari 2024. Pengangkatan ini diumumkan oleh staf umum melalui saluran Telegram mereka pada Minggu.

"Kami secara sistematis melakukan transformasi pada Angkatan Bersenjata Ukraina untuk meningkatkan efektivitas tempur mereka," kata Menteri Pertahanan Rustem Umerov seperti dikutip dari AP.

Barhylevych kini akan menjabat sebagai inspektur jenderal Kementerian Pertahanan Ukraina. Umerov menekankan bahwa Barhylevych akan tetap menjadi bagian dari tim, dengan mengawasi standar militer dan memperkuat disiplin dalam angkatan darat.

Zelenskyy telah melakukan banyak perubahan personel dalam pemerintahan dan militer Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh pada tahun 2022.

Perubahan personel ini terjadi saat pertempuran terus berlangsung di wilayah Kursk, Rusia, di mana Staf Umum Ukraina menyatakan bahwa pasukan Ukraina terlibat dalam delapan pertempuran pada Minggu.

Pasukan Ukraina mengejutkan Rusia pada Agustus tahun lalu dengan menyerang melintasi perbatasan dan menguasai sekitar 1.300 kilometer persegi wilayah, namun pasukan Ukraina kini sedang dalam posisi mundur — yang berarti Ukraina hampir kehilangan aset tawar yang berharga, seiring dengan meningkatnya momentum untuk gencatan senjata dengan Rusia.

Pada Jumat, Rusia mengklaim telah menguasai Sudzha, kota terbesar yang sebelumnya diduduki oleh Ukraina di wilayah Kursk.

Ukraina juga berjuang di bawah tekanan yang semakin besar di wilayah Donetsk timur, di mana pasukan Rusia telah melakukan serangan selama berbulan-bulan.

Promosi 1

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya