Liputan6.com, Berlin - Jerman mengizinkan Ukraina untuk mendapatkan tank Leopard 1. Hal tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara pemerintah Jerman Steffen Hebestreit pada Jumat (3/2/2023).
"Saya dapat mengonfirmasi bahwa izin ekspor telah dikeluarkan untuk tank Leopard 1," kata Hebestreit seperti dikutip dari Politico, Sabtu (4/2).
Namun, Hebestreit menolak untuk memberikan angka atau perincian lainnya. Dia mengatakan rencana itu mungkin menjadi lebih konkret dalam beberapa hari atau minggu mendatang.
Advertisement
Pernyataan Hebestreit muncul setelah harian Süddeutsche Zeitung melaporkan bahwa pemerintah telah membebaskan ekspor tank-tank tersebut.
Disebutkan bahwa dua perusahaan, Rheinmetall dan FFG, menyiapkan puluhan tank Leopard 1 yang bisa dikirim ke Ukraina jika berminat. Tidak jelas kapan pengiriman dilakukan, tetapi itu dinilai bukan proses yang cepat. Demikian seperti dilansir AP.
Majalah Der Spiegel mengungkapkan bahwa ada 29 tank Leopard 1 yang sedang diperbarui.
"Pengiriman dapat dilakukan segera setelah diperbaiki," kata Süddeutsche Zeitung.
Duta Besar Ukraina untuk Jerman Oleksii Makeiev menyambut baik pengumuman dari Berlin.
"Setelah keputusan bersejarah minggu lalu tentang Leopard 2, ini merupakan sinyal penting bahwa koalisi tank tidak hanya dibentuk oleh mitra Barat, tetapi juga meningkat dan menjadi lebih kuat," kata Makeiev kepada kantor berita Jerman DPA.
Makeiev menambahkan, "Kita tidak punya waktu untuk kalah."
Ukraina Mendesak Bantuan Tank
Jerman pekan lalu setuju untuk mengirimkan 14 tank Leopard 2A6 yang lebih modern dari stoknya sendiri ke Ukraina. Dengan demikian, sejumlah negara yang juga memiliki Leopard dapat mengambil langkah serupa karena untuk mengirimkan Leopard dibutuhkan otorisasi dari negara asal.
Bila digabungkan dengan Leopard dari negara-negara Eropa lainnya, Politico menyebutkan, total ada 80 tank Leopard 2A6 yang akan dikirim ke Ukraina.
Keputusan Jerman kemudian disusul dengan Amerika Serikat, yang mengatakan akan mengirimkan 31 tank M1 Abrams. Adapun Inggris telah lebih dulu menjanjikan pengiriman sejumlah tank Challenger 2 dari stoknya sendiri.
Pemerintah Jerman dilaporkan juga mempertimbangkan untuk membeli kembali 15 tank Gepard yang telah mereka jual ke Qatar, namun bila itu berlanjut, mungkin akan menghadapi sejumlah masalah mengingat amunisinya dibuat di Swiss. Sejauh ini, Swiss menolak untuk menyetujui ekspor ulang ke Ukraina dengan alasan akan melanggar kenetralannya.
Hari-hari terakhir, Ukraina terus menerus menekan sekutunya untuk mengirimkan tank, dengan alasan butuh ratusan tank untuk menghadapi potensi serangan balasan Rusia di musim semi.
Advertisement