Liputan6.com, Jakarta - Kepunahan menandakan hilangnya permanen suatu organisme dari planet ini.
Organisme yang punah secara fungsional adalah organisme yang mungkin memiliki beberapa individu yang masih hidup tetapi tidak akan pernah pulih.
Baca Juga
Beberapa organisme punah di alam liar, artinya mereka tidak dapat lagi ditemukan di daerah yang pernah mereka huni. Umumnya, organisme ini juga menunjukkan bahwa mereka juga punah secara fungsional atau dalam masalah yang sangat serius.
Advertisement
Namun, beberapa organisme "beruntung" yang diketahui telah punah di alam liar masih memiliki populasi yang layak hidup di tempat lain di dunia. Dikembangbiakkan oleh manusia.
Berikut ini adalah daftar tiga tumbuhan yang lolos dari kepunahan permanen melalui karya kebun raya, kebun binatang, atau penghobi dari pembudayaan manusia, mengutip Brittanica, Minggu (12/2/2023):
1. Alula
Alula atau Brighamia insignis, kadang-kadang dikenal sebagai cabbage on a stick dalam bahasa Inggris, merupakan tanaman Hawaii yang memang terlihat seperti kubis pada batang.
Spesies malang ini telah menghadapi sejumlah tantangan yang tidak dapat diatasi. Pertama, tanaman ini endemik di habitat yang sangat terbatas, hanya tumbuh di tebing laut tertentu yang berangin kencang di Pulau Kauai dan Niihau.
Penyerbuk tunggal dari bunganya yang sangat panjang dan sempit punah, membuat tanaman tidak dapat bereproduksi.
Selama bertahun-tahun, ahli botani yang berdedikasi akan memanjat tebing atau bahkan bergelantungan di helikopter untuk menyerbuki populasi yang masih hidup dengan tangan, dan spesies itu tetap hidup.
Namun, pada tahun 1992 Badai Iniki menghancurkan separuh populasi alami di sepanjang Pantai Nā Pali di Kauai, dan dua badai berikutnya menghancurkan populasi lainnya. Saat ini, hanya satu tanaman Alula yang diketahui masih ada di alam liar.
Namun, semuanya tidak hilang. Tanaman ini mudah dibudidayakan, tumbuh dengan baik di dalam wadah, dan menghasilkan bunga yang sangat harum.
Perawatan ini, dikombinasikan dengan daya pikat menanam tanaman yang terancam punah dari Hawaii, membuatnya menjadi spesimen hias yang cukup populer. Jenis ini umumnya ditanam dan dijual di kebun raya dan merupakan kebanggaan banyak pecinta tanaman.
Advertisement
2. Ginkgo
Ginkgo biloba adalah satu-satunya tanaman yang masih hidup dari garis keturunan panjang tumbuhan purba. Pohon itu, dengan daunnya yang berbentuk kipas dan bijinya yang terkenal berbau busuk.
Dikenal sebagai fosil hidup karena banyak kemiripannya dengan spesies yang telah punah sejak lama. Tanaman ini pernah didistribusikan hampir di seluruh dunia.
Habitat alaminya akhirnya menyusut menjadi hanya area kecil di China, dan selama berabad-abad tanaman itu diyakini punah di alam liar.
Baru-baru ini, dua populasi ditemukan di sebuah provinsi di China timur, meskipun masih ada perdebatan tentang apakah populasi ini benar-benar liar.
Studi genetik telah menemukan bahwa tanaman tersebut secara genetis seragam, dan telah disarankan bahwa mungkin kebun tersebut awalnya ditanam oleh biksu China.
Punah di alam liar atau tidak, ginkgo tidak beresiko hilang selamanya karena banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias yang menarik.
Banyak kota telah menanam ginkgo jantan (yang tidak menghasilkan biji berbau busuk) sebagai pohon jalanan, dan tanaman ini populer karena dedaunan musim gugurnya yang kuning.
Selain itu, ginkgo ditanam sebagai tanaman obat bijinya digunakan dalam pengobatan timur dan daunnya adalah suplemen herbal umum untuk ingatan.
3. Bunga Angel’s Trumpets
Bunga Angel’s Trumpets atau terompet malaikat disebut juga sebagai brugmansia adalah tanaman berbentuk semak yang besar-besar atau bisa juga merupakan pohon yang kecil. Batangnya semi-kayu, terkenal dengan bunga besar berbentuk terompet yang menggantung dari cabang-cabang pohon.
Umumnya wangi Brugmansia sangat menarik perhatian ngengat yang juga turut membantu tanaman ini melakukan penyerbukan.
Ada tujuh spesies terkait bunga ini yang membentuk genius brugmansia. Dan sayangnya ketujuh spesies tersebut telah punah secara fungsional di tempat asalnya Amerika Selatan.
Syukurlah, ketujuh tanaman ini dibudidayakan secara luas, baik sebagai tanaman obat dan religius oleh masyarakat adat di Amerika Selatan, maupun sebagai tanaman hias di tempat lain di dunia.
Mereka populer sebagai tanaman hias karena bisa dijadikan pajangan rumah kaca, terutama di iklim hangat, dan dapat dengan mudah ditanam dari stek atau biji.
Advertisement