Update Korban Gempa Turki: 28 Ribu Orang Tewas

Tim penolong masih terus mencari korban selamat dari gempa Turki. Banyak warga yang tertimbun lebih dari 100 jam

oleh Tommy K. Rony diperbarui 12 Feb 2023, 10:34 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2023, 09:15 WIB
Pencarian Korban dan Penyintas Gempa Turki dan Suriah
Tim penyelamat Suriah mencari korban dan penyintas yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di Aleppo, Selasa 7 Februari 2023, setelah gempa bumi mematikan yang melanda wilayah tersebut pada hari sebelumnya. Gempa berkekuatan 7,8 SR tersebut terjadi di dekat kota Gaziantep, Turki, menewaskan lebih dari 2.300 orang di Turki dan lebih dari 1.400 orang di negara tetangganya, Suriah. (LOUAI BESHARA/AFP)

Liputan6.com, Kahramanmaras - Korban tewas akibat bencana gempa bumi di Turki terus meningkat hingga mendekati 30 ribu korban jiwa. Berdasarkan laporan AP News, Minggu (12/2/2023), korban jiwa akibat gempa Turki sudah tembus 28 ribu orang.

Pencarian korban masih terus berlanjut dan regu penolong dari berbagai negara sudah tiba di Turki, termasuk dari Jerman dan Korea Selatan.

Seorang anak bayi berusia tujuh bulan juga berhasil ditolong oleh regu penolong. Media Turki NTV bahkan melaporkan ada bayi laki-laki bernama Hamza yang ditemukan selamat di Antakya meski tertimbun selama 140 jam.

Ada juga wanita muda berusia 20 tahun bernama Melisa Ulku yang ditolong dari reruntuhan setelah 132 jam terjebak. Polisi di Kahramanmaras sempat meminta masyarakat tidak bersorak atau bertepuk tangan agar tidak mengganggu kinerja para tim di lapangan.

Pakar menyebut bahwa survivor bisa selamat hingga sepekan atau lebih. Namun, harapan semakin memudar. Tim penyelamat menggunakan kamera thermal untuk mendeteksi para korban yang tertimbun tetapi tak kuat lagi berteriak tolong.

Gempa ini terutama berdampak di daerah Gaziantep dan Kahramanmaras. Pusat gempa juga tak jauh dari kota Aleppo di Suriah yang juga terdampak parah.

Bangunan-bangunan yang runtuh juga dilaporkan menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal mereka. 

Tak semua penyelamatan berakhir bahagia. Seorang perempuan bernama Zeynep Kahraman meninggal di rumah sakit setelah upaya evakuasi yang dilakukan tim penyelamat Jerman selama 50 jam.

"Penting agar keluarga bisa mengucapkan selamat tinggal, agar mereka bisa melihat satu sama lain sekali lagi, agar mereka bisa memeluk satu sama lain lagi," ujar salah satu anggota tim penyelamat Jerman kepada media TV negaranya.

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan telah mengakui bahwa kerusakan infrastruktur menyulitkan respons pertolongan. Ia turut berkata gempa yang terjadi pada 6 Februari 2023 itu adalah yang terparah abad ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


KBRI Ankara Pantau Kondisi Logistik hingga Mental WNI Korban Gempa Turki

Penuh Perjuangan, Begini Potret Evakuasi Korban Gempa Turki dan Suriah
Tim penyelamat Suriah mencari korban dan penyintas di reruntuhan bangunan menyusul gempa bumi yang mematikan di Hama pada 6 Februari 2023. Pemerintah Suriah mendesak komunitas internasional untuk membantunya setelah lebih dari 1.400 tewas di negara itu menyusul gempa berkekuatan 7,8 di negara tetangga Turki. (AFP/Louai Beshara)

Dilaporkan sebelumnya, KBRI Ankara telah berhasil mengevakuasi 123 WNI korban gempa Turki dan Suriah yang kini berlindung di Wisma Duta, Ankara. 

Dubes RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal pun melakukan diskusi santai bersama mereka sambil mendengarkan secara seksama curahan hati ke 123 WNI tersebut. Ini guna memastikan bahwa pihak KBRI tidak hanya mengevakuasi, namun juga akan terus membantu para WNI menyelesaikan masalah pasca bencana.

“Saya pastikan kepada teman-teman sekalian bahwa kami tidak akan berhenti setelah evakuasi. Kami akan membantu teman-teman menyelesaikan masalah yang muncul akibat bencana ini semaksimal mungkin. Kami ingin agar teman-teman segera mulai hidup normal kembali”, ujar Dubes Iqbal dalam pertemuan tersebut.

Berbagai masalah dihadapi oleh para WNI yang dievakuasi saat gempa. Mulai dari masalah logistik karena saat menyelamatkan diri sebagaian besar tidak membawa pakaian, sepatu dan barang pribadi penting lainnya.

Sebagian juga mengalami trauma, penyakit-penyakit akibat tekanan pikiran, kehilangan paspor, kehilangan kartu tinggal di Turki, kehilangan dokumen-dokumen penting dan kehilangan akses perbankan.


Pelajar Juga Terdampak

Pencarian Korban dan Penyintas Gempa Turki dan Suriah
Warga mencari korban yang selamat di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, sehari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala richter menghantam bagian Tenggara Turki, Selasa (7/2/2023). Beberapa kerusakan terberat terjadi di dekat pusat gempa antara Kahramanmaras dan Gaziantep, sebuah kota berpenduduk dua juta orang di mana seluruh blok kini menjadi reruntuhan di bawah timbunan salju. (Adem ALTAN/AFP)

WNI yang sebagian besar adalah pelajar tersebut juga mencemaskan mengenai kelanjutan studi mereka.

“Mulai malam ini Tim Konsuler akan menemui para WNI satu persatu untuk memetakan masalah yang masing-masing WNI hadapi serta mencarikan solusinya. Yang jelas mereka butuh harapan dan arah mereka ke depan. Itulah yang kami lakukan, memberikan mereka kepastian bahwa KBRI akan terus membantu”, ujar Rahmawati, diplomat senior perlindungan wni dan kekonsuleran KBRI Ankara.

Sejauh ini, KBRI juga telah dan akan memberikan memberikan beberapa jenis bantuan antara lain penerbitan paspor baru, membantu pengurusan kartu tanda penduduk di Turki yang baru ke imigrasi, menerbitkan surat keterangan kehilangan dokumen untuk memudahkan penerbitan dokumen penting di Indonesia, mendampingi penerbitan dokumen perbankan setempat.

Selain itu, KBRI juga memberikan perawatan ke dokter bagi yang masih memiliki keluhan kesehatan.

Khusus untuk pelajar, Dubes Iqbal dalam waktu dekat akan menemui Dewan Perguruan Tinggi Turki untuk menjajaki kemungkinan para mahasiswa dapat melanjutkan studi di universitas negeri lainnya di Turki.


PBB Serukan Peningkatan Bantuan ke Wilayah Suriah yang Terdampak Gempa

Foto Udara Kehancuran Kota Hatay Jadi Saksi Dahsyatnya Gempa Turki
Foto udara menunjukkan kehancuran di pusat kota Hatay, Turki selatan, Selasa (7/2/2023). Tim pencari dan bantuan darurat dari seluruh dunia mengalir ke Turki dan Suriah pada hari Selasa saat tim penyelamat yang bekerja di suhu beku menggali – terkadang dengan tangan kosong — melalui sisa-sisa bangunan yang diratakan oleh gempa berkekuatan 7,8 magnitudo. (IHA via AP)

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres pada Kamis meminta lebih banyak akses bantuan kemanusiaan ke barat daya Suriah dari Turki, mengatakan bahwa dirinya akan lebih senang jika PBB dapat menggunakan lebih dari satu perbatasan untuk mengantarkan bantuan setelah gempa dahsyat mengguncang wilayah itu, dimana korban jiwa mencapai 20 ribu.

“Jalanan rusak. Orang-orang sekarat. Sekarang waktunya untuk mencari semua jalan yang memungkinkan untuk memberikan bantuan dan personil ke semua wilayah terdampak. Kita harus mengutamakan masyarakat,” kata Guterres kepada wartawan di Markas Besar PBB di New York. 

Ia menambahkan Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Martin Griffiths, saat ini berada di Turki dan akan bergerak ke Suriah.

Perjalanan akan dilakukan selama akhir pekan untuk menganalisa kebutuhan dan bagaimana badan dunia itu dapat meningkatkan dukungan di tengah tragedi kemanusiaan ini.

Griffiths akan mendatangi Gaziantep di Turki dan Aleppo serta Damaskus di Suriah, dari keterangan ketua PBB.

Menurut dia itu adalah konvoi bantuan pertama yang menyeberang ke Suriah.

“Lebih banyak bantuan sedang dalam perjalanan, tetapi lebih banyak, lebih banyak lagi yang dibutuhkan,” kata Guterres kepada wartawan, dikutip dari Antara, Sabtu (11/2).

“Sekarang waktunya untuk membantu warga Turki dan Suriah yang terdampak gempa dahsyat,” kata ketua PBB itu pada Kamis.

Guterres ingin menunjukkan kepada mereka dukungan dan kedermawanan yang sama yang mereka berikan beberapa tahun belakangan, membantu jutaan pengungsi dan warga yang menyelamatkan diri dari konflik.

Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Gempa Dahsyat dan Mematikan di Turki. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya