Pakistan Chaos Pasca Penangkapan Imran Khan, 43 Orang Ditangkap di Islamabad

Sekelompok pendukung Imran Khan memblokir salah satu jalan raya utama ke Islamabad, melempar batu, dan merobohkan rambu-rambu jalan. Sebuah kendaraan polisi dibakar, mengakibatkan polisi membalas dengan gas air mata.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 10 Mei 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2023, 15:00 WIB
Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. (Anjum Naveed / AP PHOTO)
Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. (Anjum Naveed / AP PHOTO)

Liputan6.com, Islamabad - Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (72) diperkirakan akan muncul di hadapan hakim pada Rabu (10/5/2023) atas berbagai tuduhan korupsi, kurang dari 24 jam setelah dia ditangkap secara dramatis oleh pasukan paramiliter.

Pendukung Khan dan polisi anti huru-hara telah berkumpul di luar markas besar kepolisian, di mana polisi mengatakan sidang terhadap Khan akan berlangsung sebagai upaya menjauhkannya dari publik. Pengacara Khan, Faisal Chaudhry, mengaku kepada CNN bahwa dia belum melakukan kontak dengan kliennya.

Dalam pernyataan yang direkam sebelum penangkapannya dan dirilis di Youtube oleh Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpinnya, Khan mengatakan dia "ditahan atas tuduhan yang salah". Dia juga menuturkan kepada para pendukungnya, "Waktunya telah tiba bagi Anda semua untuk datang dan memperjuangkan hak-hak Anda."

"Saya selalu menaati hukum. Saya ditangkap sehingga tidak bisa mengikuti jalan politik saya..." katanya dalam video tersebut.

Ratusan pendukung Khan kemudian menanggapi seruannya untuk turun ke jalan dan bentrokan dengan militer pun pecah di beberapa kota.

Pendukung Khan yang bersenjatakan tongkat menyerbu markas militer di Kota Rawalpindi. Sekelompok lainnya memblokir salah satu jalan raya utama ke Islamabad, melempar batu dan merobohkan rambu-rambu jalan. Sebuah kendaraan polisi dibakar, mengakibatkan polisi membalas dengan gas air mata.

Sementara itu, menurut laporan CNN yang dilansir Rabu, di Quetta, seorang pendukung Khan tewas ditembak oleh polisi.

Dalam upaya mengatasi kekacauan, pihak berwenang memblokir layanan internet, sementara itu menurut Asosiasi Sekolah Swasta seluruh sekolah swasta diperintahkan tutup pada Rabu.

"Setidaknya 43 pengunjuk rasa ditangkap di Islamabad pada Selasa," kata polisi.

Krisis Politik dan Ekonomi

Ilustrasi bendera Pakistan
Ilustrasi (iStock)

Khan digulingkan melalui mosi tidak percaya tahun lalu dan sejak itu dia memimpin kampanye populer melawan pemerintah saat ini yang dipimpin oleh Perdana Menteri Shehbaz Sharif. Khan menuduhnya berkolusi dengan militer untuk menggulingkannya dari jabatan.

Mantan bintang pemain kriket yang berubah menjadi politikus populis itu menyangkal semua tuduhan yang dilontarkan kepadanya. Sebaliknya, dia menuduh Sharif dan militer memainkan permainan politik. Militer dan Sharif –yang berada di Inggris setelah menghadiri penobatan Raja Charles III– menyangkal tuduhan Khan.

November lalu, Khan selamat dari penembakan di rapat umum politik, yang disebut partainya sebagai upaya pembunuhan.

Dan pada Maret, kekacauan meletus di luar rumah Khan di Lahore setelah ratusan pendukungnya menantang polisi dan pasukan paramiliter yang datang untuk menangkapnya. Petugas terpaksa menghentikan operasi setelah protes berubah menjadi kekerasan, salah satu dari beberapa upaya polisi yang gagal untuk menangkap Khan.

Berbagai opini Khan dinilai telah menyentuh hati populasi muda di negara di mana perasaan anti-kemapanan biasa terjadi, ditambah krisis biaya hidup yang meningkat karena inflasi yang melonjak membuat barang-barang biasa semakin tidak terjangkau.

Di tengah krisis, pemerintah sejauh ini gagal mencapai kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional untuk memulai kembali program pinjaman US$ 6,5 miliar yang terhenti sejak November.

Pergolakan politik disebut telah meningkatkan popularitas Khan. Tahun lalu, PTI berhasil memenangkan pemilihan lokal di Provinsi Punjab yang paling padat penduduknya di negara itu, fenomena yang dipandang sebagai pijakan bagi pemilu nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya