Warga Desa Brienz di Swiss Diungsikan Cegah Bencana Longsor Batu Pengunungan Alpen

Ahli geologi memperingatkan bahwa dua juta meter kubik batu Pegunungan Alpen yang menjulang dapat pecah dan berhamburan dalam beberapa pekan mendatang.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Mei 2023, 17:34 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2023, 17:02 WIB
Pemandangan di desa kecil Brienz, Swiss, yang diambil pada Selasa 9 Mei 2023. (Gian Ehrenzeller/Keystone via AP)
Pemandangan di desa kecil Brienz, Swiss, yang diambil pada Selasa 9 Mei 2023. (Gian Ehrenzeller/Keystone via AP)

Liputan6.com, Bern - Otoritas Swiss telah memerintahkan penduduk di Desa Brienz untuk mengungsi pada Jumat (12/5/2023) malam, menyusul peringatan ahli geologi bahwa dua juta meter kubik batu Pegunungan Alpen yang menjulang dapat pecah dan berhamburan dalam beberapa pekan mendatang.

Pihak berwenang lokal menuturkan pada Selasa (9/5) bahwa penduduk harus mengungsi pada Jumat pukul 18.00 waktu setempat. Mereka dapat kembali mulai Sabtu (13/5), tergantung pada tingkat risikonya, tetapi tidak diizinkan menginap.

Desa berusia ratusan abad ini terletak di wilayah berbahasa Jerman dan Romansh di wilayah timur Graubunden, barat daya Davos, pada ketinggian sekitar 1.150 meter. Saat ini terdapat kurang dari 1.000 penduduk di desa tersebut.

Pejabat setempat menuturkan bahwa gunung dan bebatuan di atasnya telah bergerak sejak Zaman Es. Namun, pengukuran menunjukkan percepatan yang kuat di area yang luas dalam beberapa hari terakhir dan hingga dua juta meter kubik material batuan akan runtuh atau meluncur dalam tujuh hingga 24 hari mendatang.

Christian Gartmann, anggota dewan manajemen krisis di Kota Albula mengatakan bahwa para ahli memperkirakan ada 60 persen kemungkinan batuan itu akan jatuh dalam bongkahan yang lebih kecil, yang mungkin tidak mencapai desa atau lembah. Longsor juga bisa bergerak lambat.

"Tapi ada juga 10 persen kemungkinan bahwa seluruh massa 2 juta meter kubik akan runtuh, mengancam nyawa, harta benda, dan desa itu sendiri," kata seperti dilansir AP, Kamis (11/5/2023).

"Kami berharap desa tetap utuh," kata Gartmann. "Kita tidak bisa menghilangkan kemungkinan itu (batu) akan meluncur... Itu bisa merusak desa atau menghancurkannya."

Gartmann menuturkan bahwa pencairan gletser telah memengaruhi kerawanan bebatuan selama ribuan tahun, tetapi perubahan iklim "buatan manusia" dalam beberapa dekade terakhir bukanlah satu-satu faktornya.

"Tembok harus setidaknya setinggi 70 meter untuk melindungi desa," kata dia.

Emosi dan Sejarah

Pemandangan di desa kecil Brienz, Swiss, yang diambil pada Selasa 9 Mei 2023. (Gian Ehrenzeller/Keystone via AP)
Pemandangan di desa kecil Brienz, Swiss, yang diambil pada Selasa 9 Mei 2023. (Gian Ehrenzeller/Keystone via AP)

Banyak pengungsi diharapkan akan tinggal bersama keluarga atau teman, meskipun para pemimpin setempat telah menerima tawaran dari wilayah tetangga yang peduli untuk menyediakan tempat tinggal sementara. Pada tingkat siaga "oranye" saat ini, hewan ternak harus ditinggalkan.

Federico Pelico, pendeta dari Albula dan Brienz, mengatakan mereka berhasil membongkar dan memindahkan altar bersayap berusia 500 tahun yang ada di dalam gereja.

"Gereja dan altar itu penting, tetapi orang-orangnya lebih penting," katanya.

Pelico mengatakan banyak penduduk desa telah terbiasa mendengar gemuruh batu yang jatuh secara teratur selama bertahun-tahun.

"Tapi sekarang mereka tiba-tiba menyadari bahwa sesuatu yang buruk mungkin terjadi. Mereka harus meninggalkan desa mereka," ujarnya. "Ini bukan hanya bangunan. Ada emosi dan sejarah di sini. Saya telah melihat banyak air mata akhir-akhir ini."

Pelico mengatakan anggota jemaatnya terpecah antara harapan dan rasa sakit.

"Tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk melawan alam," kata dia. "Tapi jauh di lubuk hati mereka, ada harapan bahwa mereka bisa kembali ke desanya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya