Wagner Klaim Serahkan Kendali Kota Bakhmut ke Militer Rusia, Ukraina Mengaku Bertahan di Pinggiran Barat Daya

Kementerian Pertahanan Rusia belum mengonfirmasi kabar penyerahan kendali Bakhmut oleh kelompok Wagner.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 26 Mei 2023, 11:07 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2023, 11:07 WIB
Potret Kehancuran Bakhmut, Tempat Pertempuran Terberat Pasukan Ukraina dengan Rusia
Setidaknya selusin daerah di kota itu diserang Rusia. Bakhmut telah menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas, Ukraina timur. (AP Photo/Libkos)

Liputan6.com, Moskow - Pemimpin kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner, pada Kamis (25/5/2023), mengklaim bahwa pasukannya telah mulai menarik diri dari Bakhmut di Ukraina timur dan menyerahkan kendali kota itu kepada militer Rusia. Klaim terbarunya muncul setelah beberapa hari lalu dia mengaku pasukan Wagner berhasil merebut kota yang luluh lantak itu.

Pernyataan tersebut disampaikan pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, lewat sebuah video yang dirilis di Telegram. Dia menuturkan bahwa serah terima Bakhmut ke militer Rusia akan selesai pada 1 Juni, sementara pasukannya sekarang akan beristirahat di kamp, memperbaiki peralatan, dan menunggu perintah lebih lanjut.

Kementerian Pertahanan Rusia belum mengonfirmasi kabar ini.

Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar pada Kamis mengungkapkan bahwa pasukan reguler Rusia telah menggantikan Wagner di pinggiran Bakhmut, namun pasukan Wagner sendiri tetap berada di dalam kota.

"Pasukan Ukraina mempertahankan pijakan di pinggiran barat daya," kata Maliar seperti dilansir AP, Jumat (26/5/2023).

Kemenangan Prigozhin di Bakhmut dinilai telah memberikan momentum yang lama dibutuhkan Presiden Vladimir Putin di tengah persiapan Rusia menghadapi serangan balasan Ukraina, yang telah mendapat transfer senjata canggih pemberian Barat.

Menurut penasihat utama presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, serangan balasan sudah berlangsung. Dia mengatakan pada Kamis bahwa serangan balasan tidak boleh diantisipasi sebagai "peristiwa tunggal" yang dimulai pada jam/hari tertentu.

Melalui Twitter, Podolyak mengatakan bahwa lusinan tindakan berbeda untuk menghancurkan pasukan Rusia telah sudah terjadi kemarin, berlangsung hari ini dan akan berlanjut besok.

Sosok Kontroversial Yevgeny Prigozhin

Rata dengan Tanah! Kondisi Memprihatinkan Wilayah Donetsk yang Jadi Tempat Pertempuran Terberat Ukraina Melawan Rusia
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan dalam buletin hariannya pada 12 Mei bahwa pasukan Moskow terus menggempur garis depan Bakhmut-Avdiyivka-Maryinka. Pertempuran paling sengit selama beberapa bulan terakhir. (AP Photo/Libkos)

Prigozhin telah lama berseteru dengan militer Rusia, sejak pembentukan Wagner pada tahun 2014. Selama ini, dia disebut membangun reputasinya lewat pernyataan-pernyataan yang menghasut dan seringkali tidak dapat diverifikasi.

Selama perang 15 bulan di Ukraina, Prigozhin telah berulang kali dan secara terbuka menuduh kepemimpinan militer Rusia tidak kompeten, gagal membekali pasukannya dengan baik saat mereka memelopori pertempuran untuk Bakhmut, dan gagal memuji pasukannya atas keberhasilan dan pengorbanan mereka.

Keterlibatan Wagner dalam penangkapan Bakhmut telah menambah posisi Prigozhin, yang dia gunakan untuk mengemukakan pandangan pribadinya tentang perang Ukraina.

Komentar kritis Prigozhin yang sering tentang kinerja militer Rusia tidak biasa dalam sistem politik negara itu yang dikontrol ketat, di mana hanya Putin yang biasanya dapat melontarkan kritik semacam itu.

Direktur keamanan Internasional di Pusat Studi Strategis dan Internasional Seth Jones mengatakan bahwa Prigozhin tampaknya menekan Kementerian Pertahanan Rusia untuk mengambil peran dan tanggung jawab yang lebih aktif di Bakhmut, tetapi dia mempertanyakan apakah pasukan reguler mampu mengambil alih dari Wagner.

"Jika Anda menarik pasukan itu keluar dari Bakhmut, Anda kehilangan seluruh lini ofensif pertama dan kemudian operasi defensif karena Rusia tidak akan menggunakan — belum pernah menggunakan — pasukan militer berpengalaman mereka untuk (membuat) kemajuan besar," ujar Jones. "Anda tidak ingin menyia-nyiakan pasukan yang terlatih dengan baik di area, di mana mereka kemungkinan besar akan terbunuh. Jadi menarik mereka hampir pasti akan memungkinkan Ukraina merebut kembali wilayahnya."

Nikolai Petrov, peneliti senior Rusia dan Eurasia di Chatham House, merasa skeptis dengan klaim Prigozhin.

"Tidak ada yang tahu apakah itu akan terjadi," kata Petrov, menambahkan bahwa Prigozhin adalah seorang populis dan dia memainkan kartu kebencian terhadap komandan militer Rusia yang tidak efektif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya