Jurus Capres Turki dalam Pemilu 2023: Erdogan Pakai Fake News, Kemal Ingin Deportasi Pengungsi

Erdogan berusaha keras mempertahankan kekuasannya di Pemilu Turki 2023 melawan oposisi Kemal Kılıçdaroğlu.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Mei 2023, 11:52 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2023, 18:00 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (AP/Yasin Bulbul)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (AP/Yasin Bulbul)

Liputan6.com, Ankara - Recep Tayyip Erdogan dan sekutunya sedang bekerja keras di Turki untuk mempertahankan kekuasaan yang ia sudah pegang selama 20 tahun. Pada Minggu (28/5/2023), rakyat Turki akan memutuskan apakah Erdogan bisa lanjut berkuasa. 

Lawan Erdogan adalah Kemal Kılıçdaroğlu yang memiliki haluan politik yang lebih sekuler dan progresif ketimbang Erdogan yang konservatif.

Pemilu Turki 2023 tercemar oleh kampanye hitam, retorika xenofobia, homofobia, hingga penggunaan fake news alias berita palsu.

Erdogan kerap menyerang Kemal dengan argumen homofobia yang menarget kelompok gay dan lesbian, sementara Kemal ingin mendeportasi para pengungsi. Erdogan juga didukung kandidat bernama Sinan Ogan memiliki retorika yang anti-pengungsi. 

Berdasarkan laporan DW.com, pendukung Erdogan menggunakan fake news untuk menggenjot kampanye Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Berita palsu itu berbentuk poster-poster palsu untuk menyerang partai oposisi Partai Republik Rakyat (CHP).

Salah satu poster palsu itu bertuliskan simpati CHP kepada pasukan milisi Kurdi, yakni YGP, yang dianggap teroris oleh Turki dan beberapa negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Sementara, pihak Kemal menyorot 10 juta pengungsi yang dibawa Erdogan ke Turki. Kubunya berkata jutaan pengungsi akan datang lagi jika Erdogan terus berkuasa, sehingga kota-kota Turki akan penuh dengan pengungsi.

Kemal sering berkata akan memulangkan semua pengungsi yang ada di Turki jika ia menang. Menurut data badan pengungsi PBB UNHCR, jumlah pengungsi di Turki ada empat juta orang.

Akankah Erdogan Lanjut Berkuasa?

Pemilu Turki 2023 Lanjut ke Putaran Kedua
Di tempat berbeda, Kilicdaroglu sendiri optimistis meraih kemenangan pada pemungutan suara putaran kedua. "Kita akan memenangkan putaran kedua … dan membawa demokrasi," kata Kilicdaroglu seraya menambahkan bahwa Erdogan telah kehilangan kepercayaan dari negara yang sekarang menuntut perubahan. (AP Photo/Emrah Gurel)

Pada pemilihan putaran pertama, Kılıçdaroğlu mendapatkan hampir 45 persen suara, dan Aliansi Bangsa meraih 35 persen suara sehingga meraih 213 kursi di parlemen. Angka itu ternyata lebih sedikit dari ekspektasi.

Presiden Erdogan meraih 49,5 persen suara, nyaris mencapai mayoritas. Di parlemen, kubunya meraih 322 kursi sehingga menjadi mayoritas dalam lima tahun ke depan.

Sebanyak 3,4 juta orang Turki di luar negeri turut ikut memilih. Erdogan tercatat lebih populer di luar negeri. Berdasarkan polling, 57,6 persen warga Turki di LN lebih menyukai Erdogan karena dianggap bisa mempertahankan kepemimpinan Turki.

"Rakyat Turki di luar negeri bisa memainkan peran besar dalam kemenangan Erdogan," ujar Kemal Bozay, pakar dari Center for Radicalization Research and Prevention di International University of Applied Sciences yang berlokasi di Jerman.

Bozay berkata Erdogan membutuhkan suara warga di LN untuk menang.

Jika Erdogan menang, ia akan berkuasa hingga 2028.

Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya