Napak Tilas Budaya Aborigin Australia Via Pameran Seni Instalasi Digital di Museum Sejarah Jakarta

Kedutaan Besar Australia dengan bangga meluncurkan pameran seni instalasi digital yang menghadirkan pengalaman imersif, berjudul 'Walking Through a Songline' di Museum Sejarah Jakarta.

oleh Erina Putri diperbarui 08 Jul 2023, 07:03 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2023, 07:03 WIB
Kedutaan Besar Australia dengan bangga meluncurkan pameran seni instalasi digital
Kedutaan Besar Australia dengan bangga meluncurkan pameran seni instalasi digital yang menghadirkan pengalaman imersif, berjudul 'Walking Through a Songline' dikutip melalui keterangan tertulisnya, Jumat (7/7/2023). (Dok: Kedubes Australia di Jakarta)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai bagian dari perayaan Pekan NAIDOC (Komite Nasional Hari Aborigin dan Kepulauan) 2023. Kedutaan Besar Australia di Jakarta dengan bangga meluncurkan pameran seni instalasi digital yang menghadirkan pengalaman imersif, berjudul 'Walking Through a Songline'.

Pekan NAIDOC merupakan perayaan tahunan yang diadakan di Australia setiap bulan Juli, acara ini bertujuan untuk memperingati sejarah, budaya, dan pencapaian penduduk asli Australia: Suku Aborigin dan Selat Torres.

"Pekan NAIDOC adalah kesempatan bagi kita untuk mempelajari budaya dan warisan penduduk asli Australia, yang merupakan budaya tertua dan berkelanjutan di dunia," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM dalam acara peluncuran tersebut, dikutip dari keterangan tertulis Kedubes Australia yang diterima Jumat (7/7/2023).

Pameran 'Walking Through a Songline' merupakan hasil kurasi dari Museum Nasional Australia bekerja sama dengan Mosster Studio, dan juga merupakan bagian dari pameran internasional yang telah diakui, yaitu "Songlines: Tracking the Seven Sisters".

Dalam budaya penduduk asli Australia, terdapat kisah Dreamtime yang menceritakan tentang roh leluhur yang menciptakan tanah dan segala isinya. Konsep Songlines atau jalur Dreaming, digunakan untuk memetakan rute yang diambil oleh roh leluhur saat mereka melakukan perjalanan melintasi daratan. 

Pameran seni 'Walking Through a Songline' mengajak para pengunjung untuk mengalami perjalanan multisensori dari penduduk asli Australia atas sejarah, budaya dan pencapaian mereka di masa lampau.

Akan Hadir di Kota Lainnya

Para pengunjung memiliki kesempatan unik untuk memperdalam pengetahuan kuno melalui penggunaan teknologi modern.
Para pengunjung memiliki kesempatan unik untuk memperdalam pengetahuan kuno melalui penggunaan teknologi modern. 'Walking Through a Songline' mengundang kita untuk merasakan perjalanan yang mengesankan, mengikuti jejak langkah kisah Dreamtime dari penduduk asli Australia. (Dok: Kedubes Australia di Jakarta)

Dubes Penny Williams menambahkan, "Para pengunjung memiliki kesempatan unik untuk memperdalam pengetahuan kuno melalui penggunaan teknologi modern. 'Walking Through a Songline' mengundang kita untuk merasakan perjalanan multisensori, sambil mengikuti jejak langkah kisah Dreamtime dari penduduk asli Australia."

Selain pameran ini, Museum Nasional Australia juga akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan masterclass tentang manajemen museum, yang akan diadakan di Jakarta, Yogyakarta, Makassar, dan Surabaya. Dalam program ini, para pakar dari Museum Nasional Australia akan berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan rekan-rekan museum Indonesia.

Pameran 'Walking Through a Songline' akan berlangsung mulai tanggal 4 hingga 23 Juli 2023 di Museum Sejarah Jakarta.

Setelah itu, pameran ini juga akan diadakan di Surabaya, Makassar, dan Bali, sehingga lebih banyak masyarakat di Indonesia dapat menikmati dan menghargai kekayaan budaya Aborigin yang luar biasa dan ikut menapak tilas perjuangan serta pencapaian mereka di masa lampau. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya