Jika Alami Sakit Tenggorokan Akibat Polusi Udara, Segera Lakukan 7 Hal ini

Polusi udara Jakarta mengakibatkan banyak warganya menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah empat minggu mengalami batuk-batuk.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 15 Agu 2023, 19:10 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2023, 18:35 WIB
Polusi Udara Jakarta
Karena buruknya kualitas udara menurut data DLHK DKI 70 persen beberapa hari ini dipengaruhi sektor transportasi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Polusi udara Jakarta mengakibatkan banyak warganya menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah empat minggu mengalami batuk-batuk.

Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Mohammad Syahril, batuk yang diderita Presiden Jokowi dapat dikatakan sebagai salah satu gejala ISPA.

ISPA adalah infeksi pada saluran napas atas --- meliputi hidung, tenggorokan, faring, laring, dan bronkus --- akut.

Jika Anda mengalami hal serupa seperti yang dialami oleh Jokowi, maka ada sejumlah cara pengobatan ala rumahan untuk meredakan atau menyembuhkan sakit tenggorokan, meliputi:

1. Banyak istirahat untuk memberi sistem kekebalan Anda kesempatan untuk melawan infeksi.

2. Berkumurlah dengan campuran air hangat dan 1/2 hingga 1 sendok teh garam.

3. Minumlah cairan hangat yang menenangkan tenggorokan, seperti teh panas dengan madu, kaldu sup, atau air hangat dengan lemon. Minum teh herbal sangat menenangkan untuk sakit tenggorokan.

4. Mendinginkan tenggorokan dengan makan makanan dingin, seperti es loli atau es krim.

5. Mengisap sepotong permen biasa atau permen pelega tenggorokan.

6. Menyalakan humidifier untuk menambah kelembapan udara.

7. Mengistirahatkan suara sampai tenggorokan terasa lebih baik.

Namun, apabila anda sudah melakukan cara-cara pengobatan tersebut dan belum juga kunjung membaik, segeralah untuk berkonsutasi dengan dokter supaya mendapatkan obat yang sesuai dengan gejala dan penyebabnya.

Syarat Pasien ISPA Diberikan Antibiotik

ISPA
ISPA

Menurut dr Ainni Putri Sakih yang saat ini bekerja sebagai dokter umum di Rumah Sakit Bakti Timah, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, tidak semua pasien yang datang dengan kondisi ISPA akan diberikan antibiotik.

Bahkan, kalau pasien datang dengan keluhan demam, batuk, pilek satu hingga dua hari, biasanya pun tidak dilakukan pemeriksaan apa-apa.

Akan tetapi ketika keluhan sudah terjadi selama tiga hingga empat hari, dokter akan meminta pasien melakukan cek laboratorium atau darah rutin.

"Supaya bisa tahu arah penyakitnya ke mana. Apakah ke DBD atau penyakit lain," ujarnya.

"Kalau keluhannya disertai nyeri tenggorokan, biasanya di hasil cek laboratorium-nya leukositnya akan naik. Ini tandanya ada infeksi bakteri. Tapi bisa juga enggak, hanya neutrofil yang naik, ini biasanya karena virus," Ainni menambahkan.

ISPA Adalah Penyakit yang Bisa Sembuh Sendiri

Penyakit ISPA
Penyakit ISPA (sumber: iStock)

Pada dasarnya, kata Ainni, ISPA adalah penyakit yang bisa sembuh sendiri tapi tergantung daya tahan tubuh masing-masing.

Kemudian gejala ISPA yang paling sering muncul adalah demam, batuk, pilek kadang disertai nyeri tenggorokan.

Sehingga, ketika hasil pemeriksaan tidak ditemukan detritus atau putih-putih di tenggorokan, pasien tidak akan diberi antibiotik.

"Cuma kan di Indonesia ini kalau enggak dikasih antibiotik sugestinya 'enggak dikasih obat dan enggak akan sembuh'. Makanya harus pintar-pintar juga mengedukasi pasien sekarang ini," ujarnya.

Sebagai dokter, Ainni biasanya akan mengedukasi pasien dengan menjelaskan dari sisi penyebab hingga obat-obatan yang akan diminum, termasuk kegunaannya. Pun dengan makanan dan minuman yang harus dipantang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya