Upaya Negara Anggota ASEAN Capai Target Net Zero hingga Implementasi Carbon Centre of Excellence

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menyebut KTT ASEAN membuahkan banyak kerja sama bisnis antar anggota.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 07 Sep 2023, 20:55 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2023, 16:03 WIB
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menyebut KTT ASEAN membuahkan banyak kerja sama bisnis antar anggota (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menyebut KTT ASEAN membuahkan banyak kerja sama bisnis antar anggota (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menyebut KTT ASEAN membuahkan banyak kerja sama bisnis antar anggota.

Ia menyebut, hal terpenting dari hubungan kerja sama tersebut adalah bagaimana negara-negara anggota ASEAN mampu berkomitmen pada target Net Zero.

"Bisnis merupakan legacy dari ASEAN. Jadi menurut saya ini sangat penting dalam kaitannya dengan upaya memegang teguh Carbon Center of Excellence dan upaya ASEAN menuju aliansi strategis dalam mencapai target Net Zero," kata Shinta Kamdani pada press briefing di Indonesia Sustainability Forum 2023, Kamis (7/9/2023).

ASEAN Carbon Centre of Excellence bertujuan untuk menyediakan platform yang memungkinkan para pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan praktik terbaik mengenai solusi berbasis alam dan perdagangan karbon di pasar masing-masing.

CCOE bermaksud membangun jaringan kuat para pelaku pasar yang berupaya memajukan tujuan iklim ASEAN dan ekonomi hijau melalui solusi berbasis alam.

Shinta menyebut, bahwa pihaknya telah memulai Net Zero Hub untuk benar-benar membantu perusahaan di ASEAN mencapai Net Zero mereka.

"Saya pikir kami telah mampu meningkatkannya ke tingkat ASEAN hingga Dewan Bisnis ASEAN dan saya pikir ini adalah sesuatu yang akan dilanjutkan. Bagaimana bisnis bersama kami akan dapat mencapai tujuan ini."


ISF 2023, Menko Luhut: Indonesia Punya Potensi Energi Terbarukan yang Besar

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang besar (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang besar (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang besar.

“Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar dengan daya lebih dari 3.600 GW, dan kami akan terus mengembangkan bauran energi hijau,” kata Menko Luhut dalam pembukaan Indonesia Sustainability Forum 2023, Kamis (7/8/2023).

“Indonesia mempunyai sumber daya mineral penting yang melimpah yang penting bagi kehidupan transisi energi. Mulai dari Nikel, Timah, Bauksit, Tembaga dalam hal cadangan global.”

Dalam pernyataannya di ISF 2023, Luhut menyebut Indonesia telah memelopori beberapa proyek dan komitmen dekarbonisasi terbesar.

“Komitmen Ner Zero pada tahun 2060. Komitmen iklim sebesar USD 20 Miliar melalui kemitraan internasional. Target penurunan NDC sebesar 43% hingga investasi energi terbarukan lintas negara sebesar USD 30 Miliar,” kata Luhut.

“Indonesia terbuka untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam mengatasi tantangan keberlanjutan global.”

 


ISF 2023: 10 Sesi Pleno dan 14 Sesi Tematik

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut krisis iklim merugikan perekonomian dunia hingga US$ 23 triliun pada tahun 2050 (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut krisis iklim merugikan perekonomian dunia hingga US$ 23 triliun pada tahun 2050 (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty).

Di ISF 2023, forum ini akan membahas banyak topik penting mengenai tantangan keberlanjutan. Sepanjang forum dua hari ini, terdapat 10 sesi pleno dan 14 sesi tematik yang membahas empat pilar pertumbuhan berkelanjutan:

“Pertama, mengurangi emisi gas rumah kaca serta timbulan limbah dari kegiatan ekonomi. Kedua, melestarikan keanekaragaman hayati dan ekosistem untuk menjamin kesejahteraan alam dan melindungi planet yang layak huni.”

“Ketiga, memulai dan meningkatkan ekonomi hijau melalui pembangunan bisnis baru yang ramah lingkungan dan beralih ke praktik yang lebih berkelanjutan. Terakhir, menerapkan faktor finansial, teknologi, sumber daya manusia, dan faktor pendukung lainnya untuk mempercepat pertumbuhan berkelanjutan,” kata Luhut.

Luhut juga menekankan bahwa ISF 2023 berupaya mendorong diskusi yang bermanfaat dan produktif di antara para pemimpin dan pemangku kepentingan utama yang hadir dalam dua hari ke depan.

“Saya berharap melalui ISF, kita dapat membawa pulang wawasan dan benih yang luas untuk kemitraan yang berdampak dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.”

Infografis KTT ASEAN Ke-43 2023 Digelar di Jakarta. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis KTT ASEAN Ke-43 2023 Digelar di Jakarta. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya